SOREANG – Sebanyak 18 Kecamatan di Kabupaten Bandung akan diintervensi oleh pemerintah, dalam program Kampung Sabilulungan Bersih (Saber).
Kepala DLH Kabupaten Bandung Asep Kusumah mengatakan, upaya mendukung program Bandung Bersih Sampah 2020, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menggagas program tersebut sebagai konsep kampung Desa berkelanjutan untuk desa yang belum diintervensi program Eccovillage.
Menurutnya, secara historis kearifan lokal masyarakat Sunda terhadap lingkungan hidup, sudah sangat baik. Melalui program tersebut, pihaknya menyasar kesiapan masyarakat untuk lebih mandiri memahami permasalahan lingkungan hidup di desanya dan mencari solusi atas permasalahan dengan melakukan pengolahan lingkungan secara konsisten dan berkelanjutan.
’’Dari jumlah 270 desa dan 10 kelurahan, program Kampung Saber akan mengintervensi wilayah yang tidak masuk dalam 165 desa ecovillage yang dibentuk Provinsi Jabar,’’jelas Asep ketika ditemui kemarin (12/4)
Dia menyebutkan, pada 2018 ini pihanknya akan menginterversi 25 desa di 18 Kecamatan untuk membentuk Kampung Saber. Sehingga, harapannya bagaimana membangun perilaku yang sebetulnya sudah dimiliki oleh masyarakat Kabupaten Bandung, khususnya perilaku hidup bersih perilaku cinta lingkungan.
Selain itu, akan dicoba dipoles dengan nilai-nilai kultur budaya yang ada di pedesaan dengan harapan bisa muncul menjadi sebuah identitas peradaban menuju kabupaten Bandung bersih sampah 2020.
Asep Kusumah menjelaskan, dorongan dari indikator Kampung Saber adalah bagaimana semua desa itu memiliki keunggulan, memiliki basis yang memang sudah melekat ada di kehidupan masyarakat termasuk juga di kondisi alamnya.
Dari pengalaman hasil evaluasi kampung saber 2017 itu sudah lahir basis- basis di 10 desa yang menjadi rintisan. ada desa atau Kampung Saber yang berbasis Ekowisata.
’’Mereka mencoba memanfaatkan sungai, di mana sungai itu tadinya kotor, lalu mereka bersihkan kemudian mereka tata, sehingga layak untuk menjadi tempat berkumpul warga,” terangnya.
Inovasi lain dari Kampung Saber 2017 tambahnya, juga hadir di Desa Nagrog Kecamatan Cicalengka, yang basisnya konservasi. ada pohon kelahiran, kalau ada yang melahirkan itu sebelum minta surat keterangan lahir dari desa, diwajibkan menanam 2 pohon, melalui program Sabilulungan Tanam Pohon (Satapok).
Selain itu ada juga desa yang basisnya daur ulang, di antaranya ada bikin pot bunga dari Pampers, ada pot bunga dari bekas handuk, dari bekas baju.