Mesin Parkir Bukan Politisasi

’’Jadi secepatnya kita akan uji sampling, SOPnya seperti apa transaksinya seperti apa. Mungkin kalau sudah seperti itu akan ada temuan,’’ sebutnya.

Folmer menyayangkan, tanggapan dari Kadishub Kota Bandung yang tidak sesuai Tugas dan Fungsinya (Tupoksinya). Sebab, masalah yang ada di Kota Bandung seharusnya diselesaikan dan dijelaskan secara terbuka agar masyarakat mengetahuinya.

” Jadi kalau enggak mau ngomong karena takut di politisasi, berarti secara tidak langsung dia sudah masuk kedalam politik praktis. Seharusnya jadi Aparatur Sipil Negara (ASN) itu tidak harus menjawab sesuai fakta dilapangan seperti apa,’’ tutup Folmer.

Dari hasil penelusuran Jabar Ekspres seorang Juru Parkir bernama Maman Sulaiman, 65, yang bisa menjaga parkir di jalan Braga mengaku, dalam sehari bisa melakukan transaksi sekitar Rp 70 hingga Rp 100 ribu. Bahkan, bila hari libur atau di akhir pekan bisa meningkat pendapatannya.

“Disini mah lumayan, ada Delapan mesin parkir, setiap satu mesin parkir di pegang 2 orang. Karena sistem kerjanya bergilir juga,” katanya.

Berdasarkan keterangan dari Maman dalam bertugas menjadi juru parkir dia di bekali kartu parkir untuk melakukan transaksi di mesin markir. Sedangkan, warga yang menggunakan jasa parkir tetap membayar secara manual ke Juru Parkir.

“Jadi saya di kasih kartu elektrik buat bayar, nanti warga yang bayar kesaya saya bayar ke mesin,” terangnya.

Dia mengaku, cara ini sengaja dilakukan setelah ada kerjasama dengan Dishub Kota Bandung yang menggunakan pola prosentase dari penghasilan kendaraan yang parkir.
Sedangkan, untuk penghasilan yang biasa di dapat sebagai juru parkir Dishub memberikan bayaran secara kumulatif kurang lebih Rp 900 ribu.

Dia meyebutkan untuk membayar jasa parkir. Kendaraan roda dua satu jam pertama di kenakan Rp 1.500 dan jam berikutnya Rp 1000. Sedangkan, untuk roda empat jam pertama Rp 3.000 dan Rp 1.500 di jam berikutnya.

’’Jadi sebetulnya banyak warga yang tidak mengetahui cara penggunaan mesin parkir,’’ucap Maman.

Sementara itu, salah seorang warga yang menggunakan jasa parkir kendaraan di jalan Braga Andini Yusmardiana, 20, mengaku, tidak tahu menggunakan mesin tersebut. Sebab, ketika selama ini setelah beres parkir juru parkir biasanya langsung nagih.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan