NGAMPRAH – Keberadaan produk olahan makanan yang di produksi para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) sebetulnya memiliki potensi untuk dikembangkan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung Barat, Weti Lembanawati mengatakan, melihat kondisi tersebut pihaknya akan terus mendorong keberadaan pelaku usaha kecil tersebut agar terus sberkembang dan bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.
’’Jadi peluang bisnis olahan makanan ini bisa dimanfaatkan oleh setiap warga. Apalagim produk makanan di KBB cukup banyak dan bisa meningkatkan ekonomi warga,’’ kata Weti kepada wartawan ketika ditemui kemarin (4/4)
Dia memaparkan, untuk permintaan produk olahan asal KBB ini sebetulnya sangat diminati oleh masyarakat luas. Sehingga, pada perkembangannya pelu penataan dan membantu mendorong dalam pemasaran agar produk-produk tersebut tidak hanya diminati oleh masyarakat KBB tetapi bisa secara luas.
peningkatan permintaan akan kebutuhan olahan makanan akan mendorong munculnya industri-industri kecil baru. Kebetulan perkembangan ekonomi di Kabupaten Bandung Barat hingga saat ini masih didominasi oleh sektor industri.
”Produk makanan di KBB sangat pesat perkembangannya. Karena ditunjang bahan bakunya, baik dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan maupun peternakan. Inilah yang mendorong perkembangan IKM makanan di KBB kian maju tahun demi tahunnya,” paparnya.
Dia menjelaskan, sesuai fakta bahwa sebagian besar komoditi yang dihasilkan dan diperdagangkan adalah komoditi industri seperti, tekstil dan produk tekstil, logam, kimia serta berbagai jenis produk makanan dan minuman. Sementara kekuatan IKM di KBB masih didominasi oleh produk makanan.
Oleh karena itu, Weti berani menyatakan jika IKM di KBB merupakan sektor yang cukup kuat dalam mendukung pertumbuhan perekonomian daerah. Sektor ini mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar dan juga memberikan dampak ekonomi secara langsung pada kehidupan masyarakat sekitarnya.
Untuk mengembangkan pelaku usaha pemerintah terus mendorong dengan memberikan pembinaan dan pelatihan. Hal ini dimaksudkan agar pengolahan potensi wilayah mendapatkan nilai tambah yang lebih besar.