BANDUNG – Puluhan mahasiswa terpaksa mendorong kendaraan roda dua mereka ke Pertamina kota Bandung, Jalan Wirayuda Timur, kemarin (4/4).
Aksi itu merupakan bentuk protes dari para mahasiswa yang tergabung dalam aliansi mahasiswa Jawa Barat, terkait kenaikan harga pertalite sebesar Rp 200.
Menurut Koordinator Lapangan, Rizki Mujahidin mereka tergabung dari sejumlah kampus di Bandung yakni UPI, Poltekkes, Ikopin dan Polban.
Para mahasiwa pun sebut Rizki, memprotes pemerintah yang telah menaikan bahan bakar minyak (BBM) sebanyak tiga kali dan terakhir untuk jenis Pertalite.
”Tentunya, ini sangat tidak masuk akal, Pertalite seharusnya sudah harus terjangkau oleh rakyat miskin,” kata Rizki Mujahidin pada wartawan usai aksi berlangsung.
Pesan moril yang ingin disampaikan para Mahasiswa para pemerintah yang tengah berkuasa saat ini. Kenaikkan harga pertalite menurutnya, kebijakan tersebut sungguh sangat tidak tepat. Sebab, akan menambah beban dan menyengsarakan masyarakat kecil.
Bahkan, akan menjadi beban hidup masyarakat akan terus bertambah jelang datangnya bulan puasa. Di mana harga barang kebutuhan pokok masyarakat akan mengalami kenaikan.
”40 persen itu adalah pertalite naik, Pertalite naik karena kenaikan minyak dunia kata mereka. Padahal kita yang punya minyak, seharusnya menjadi bahan bakar terjangkau untuk masyarakat,” ucap Rizki yang juga ketua BEM Universitas Pendidikan Indonesia Kota Bandung.
Mahasiswa mengingkin, agar pemerintah dapat menstabilkan harga pertalite agar tetap terjangkau oleh masyarakat kecil. Karena itu lah mahasiswa menuntut pemerintah untuk segera menurunkan harga pertalite.
Sementara itu permintaan untuk audensi para mahasiswa ditolak PT Pertamina UPMS III Cabang Bandung. Padahal para Mahasiswa itu menginginkan aspirasinya dapat disampaikan PT Pertamina kepada Pemerintah Pusat dalam hal ini Menteri Energi Sumber Daya Manusia (ESDM), Ignasius Jonan serta Direktur Utama PT Pertamina.
”Tadi kita sudah minta audiensi dengan pihak Pertamina di dalam untuk menyampaikan aspirasi kepada pemerintah pusat, namun ditolak untuk audiensi,” kata Rizki.
Sebut dia, apabila Pertamina tetap bersikukuh menolak permintaan audiensi, pihaknya berjanji akan melakukan unjuk rasa dengan masa yang lebih banyak.