Kegiatan ini bukan digelar alakadarnya. Dikonsep secara matang. Meski idenya, muncul bukan dari hasil berpikir keras. Lahir dari orbolan pecinta kopi di lingkungan Humas Jabar yang saling berinteraksi setiap hari. ”Awalnya dari coffee lovers. Muncullah ide Ngopi Saraosna,” ujar Ade.
Ade bercerita, pada akhir 90-an, kopi Jawa Barat mulai dikenal kembali dengan munculnya beberapa perkebunan kecil di daerah pegunungan Jawa Barat. Tak disangka pada 2016, kopi Jawa Barat mendapat penghargaan juara pertama dalam Specialty Coffee Association of America (SCAA) Expo 2016 pada 14-17 April 2016 di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.
”Keberhasilan kopi Jabar di ajang bergengsi tersebut tak lepas dari tangan Ayi Sutedja, seorang petani kopi asal Gunung Puntang, Kabupaten Bandung,” jelasnya.
Penghargaan yang diraih Kang Ayi—sapaan akrab Ayi Sutedja— memberikan angin segar bagi komunitas kopi di Indonesia. Sehingga, Pemprov Jabar merasa perlu untuk menggalakkan kembali kopi dengan strategi penyampaian pesan yang diterapkan yakni ”Biarkan rasa kopi Jawa Barat yang bercerita”.
Strategi pesan yang dibawa sangat mengena. Sasarannya pun jelas: kaum milenial. Sehingga konsep kegiatan Ngopi Saraosna selalu menyuguhkan ragam kegiatan bertajuk anak muda.
”Generasi milenial yang sudah sangat akrab dengan kopi merupakan segmen yang ideal untuk dijadikan khalayak sasaran utama dalam rangka meningkatkan awareness masyarakat terhadap kopi Jawa Barat,” katanya.
Saat ini, ngopi memang sudah menjadi tren di kalangan anak muda urban. Tidak heran jika setiap kedai kopi selalu dipenuhi kawula muda. Bahkan, Ade meyakini, meningkatnya tren minum kopi di Indonesia banyak dipengaruhi oleh anak muda yang menjadikan minum kopi sebagai sebuah gaya hidup.
”Dari segmen kaum mileniallah sering kali sebuah tren gaya hidup tercipta. Di antara kalangan anak muda pun terdapat sosok-sosok yang memberikan pengaruh kuat dalam mengarahkan gaya hidup anak muda. Sosok itu biasa disebut dengan Key Opinion Leader atau influencers,” tuturnya.
Dalam mempublikasikan Ngopi Saraosna, digunakan platform yang paling digandrungi dan akrab di ”zaman now”. Yakni kekuatan vial media sosial melalui Instagram dengan menggunakan hastag #Ngopisaraosna #Kopijabar #Kopitubruktangtosdidieu.