Bandung- Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat mengatakan, setelah Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kertajati resmi dioperasionalkan per Juni 2018, maka otomatis Bandara Husein Sastranegara di Bandung akan dikurangi jumlah penerbangannya.
”Nantinya slot penerbangan dari Bandara Husen Sastranegara Bandung akan dialihkan ke BIJB secara bertahap. Dan lama-lama penerbangan komersial di Bandara Husen ini akan dihapus karena sejak dari awal Bandara Husen Sastranegara ini bukan untuk penerbangan sipil, tetapi untuk militer,” tutur Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat, Dedi Taufik kepada Jabar Ekspres, Bandung, baru-baru ini.
Pengalihan distribusi lalu lintas udara atau penerbangan ini dari Bandara Husen Sastranegara ke BIJB ini, jelas Dedi Taufik, akan dimulai minggu ini. Sedangkan penutupan secara keseluruhan diprediksikan setelah BIJB dinyatakan resmi beroperasi. Jadi, penutupan ini tinggal tunggu waktu saja.
”Mulai sekarang atau minggu nanti penerbangan sipil di Bandara Husen Sastranegara Bandung yang memiliki kurang lebih 900 penerbangangan akan mulai dikurangi. Dari aspek penerbangan sebenarnya landas pacunya untuk pesawat-pesawat tertentu (berbadan besar) sangat rawan untuk diterbangkan atau mendarat di Husen. Ditambah dengan sisi udaranya pun tidak cocok untuk model pesawat tertentu,” jelasnya.
Untuk itu, terang dia, pihaknya sangat berharap uji coba penerbangan dengan pewasat kalibrasi dari Dirjen Perhubungan yang dilakukan di BIJB lancar. Begitu pun dengan rencana historical flight atau penerbangan bersejarah PT BIJB yang akan dilakukan di awal Mei nantinya akan menjadi menanda BIJB mulai bisa beroperasi, dan diakhir Mei akan diresmikan langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo.
”Dengan kata lain, BIJB dipastikan akan beroperasi sesuai dengan target yaitu, di 2018 dan bisa dioperasionalkan mulai Juni. Terutamanya bisa digunkan untuk penerbangan atau pemberangkan haji. Siap tidak siap harus siap karena itu perintah Presiden RI langsung,” terangnya.
Oleh karena itu ungkap dia, pihaknya berharap sarana dan prasana penunjang sepeti jalan tol dan non tol yang sampai saat ini belum siap segera diselesaikan. Mengingat, target pembangunan BIJB ini sempat molor dan terkesan berdarah-darah (banyak polemik).