Pasarkan Kentang Kuring Hingga Mancanegara

Perempuan yang biasa dipanggil Evi ini mengatakan, dirinya mulai merintis bisnis Kentang Kuring sejak 2012. Berawal dari usaha kateringnya yang dijalankan 2011. Namun, karena merasa repot mengurus katering, dirinya mencoba membuat kentang dalam kemasan.

Berbeda dengan katering, dirinya merasa bisnis Kentang Kuring lebih mudah dijalankan. ”Kalau katering ‘kan harus fresh. Sedangkan makanan dalam kemasan seperti ini bisa membuatnya sekaligus. Satu kali produksi bisa produksi banyak dan tahan lama,” ujar Evi kepada Jabar Ekspres di gerainya, Jalan Sadang Luhur Nomor 11 kelurahan Sekeloa kecamatan Coblong kota Bandung, kemarin (12/3).

Respon konsumen pun cukup bagus. Dari promosi gratis ”mulut ke mulut” Kentang Kuring pun akhirnya semakin dikenal masyarakat. Untuk mengembangkan bisnisnya, selang beberapa tahun kemudian, dirinya meluncurkan produk baru yakni Kremes Ayam Bi Epoy, Kripik Singkrong Ngepriz dan Tericang (teri, kacang, kentang). Semua bisnisnya berada dalam grup Nukita Food rintisan dirinya sendiri bersama sang suami Johansyah Syamsuar.

Dirinya menjamin produk yang dijual tanpa bahan pengawet dan monosodium glutamate (MSG). Sehingga, semakin hari konsumen loyal terus bertambah.

”Alhamdulillah, semua produk Nukita Food sudah masuk ritel modern. Konsumen bisa menjumpainya di Superindo, Grya, Yogya, dan supermatket lainnya,” ujar Evi.

Selain di ritel modern, Evi juga memasarkannya hingga mancanegara. Dirinya sering mengikuti pameran di Malaysia, Singapura, Thailand hingga Jepang. Menurut dia, pameran di luar negeri untuk memperkuat brand-nya. Meski keuntungan tidak terlalu besar, namun dirinya mendapatkan konsumen dan reseller baru.

”Kalau di luar negeri keuntungannya paling cuma Rp 5 jutaan. Kita tidak bisa membawa banyak barang karena ada batasan bagasi pesawat. Kalau pameran di dalam negeri bisa lebih banyak mencapai Rp 10 juta. Tapi, saat di pameran kita mendapat konsumen dan reseller baru. Biasanya kita follow up lewat email,” ujar peraih Juara Pangan Award 2015 lalu itu.

Saat ini, bisnisnya sudah meraup omset sekitar Rp 20 juta perbulan. Kuantitas keempat produknya terus mengalami peningkatan. Perbulan, dirinya memasarkan Kentang Kuring Seribu pieces, Kremes Ayam Bi Epoy 2 ribu pieces, Keripik Singkong Ngeprez 500 pieces dan Tericang 500 pieces.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan