Sebagai langkah antisipasi, sejak pukul 7.00 WIB warga dibantu Tim Gober dan TNI berupaya untuk membuat tanggul mengalirkan air yang masuk dari sungai Cironggeng. Sementara kerusakan tembok tanggul setinggi 5 meter sepanjang 20 meter menurut Asep sudah dilaporkan ke pihak kelurahan maupun kecamatan. Khawatir luapan sungai Cironggeng kembali terjadi, warga berharap segera dilakukan perbaikan tanggul sementara menggunakan bambu dan karung berisi pasir.
Selain menimpa pemukiman warga di RW 04, jebolnya tanggul Cironggeng juga mengakibatkan sejumlah kawasan perumahan di Cisaranten Endah yang biasanya tidak terkena banjir pada Kamis (8/3) malam merasakan kebanjiran. Perumahan Arcamanik Endah dan Griya Caraka paling parah terkena dampak banjir.
Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung bersiaga menyambut puncak musim hujan di Maret ini. DPU Kota Bandung mencatat, sedikitnya ada 16 titik daerah rawan banjir yang tersebar di beberapa wilayah. Sejumlah daerah langganan banjir di antaranya Gedebage, Pagarsih, Cibaduyut, dan di beberapa area pemukiman dekat aliran sungai. Kepala Bidang Pemeliharaan DPU Kota Bandung, Tedi Setiadi mengatakan, mayoritas titik rawan banjir berada di sekitar daerah aliran sungai.
”Ada 16 titik di Kota Bandung itu yang rawan banjir biasanya kebetulan di dekat daerah aliran sungai,” ujar Tedi kemarin (9/3).
Tedi menjelaskan, faktor utama genangan yakni debit air yang tinggi akibat curah hujan lebat. Karakteristik banjir di Bandung, kata Tedi, relatif tidak menggenang terlalu lama.
”Seperti di Pagarsih, kalau dilihat dari hulu air ketika hujan besar terjadi penyempitan badan sungai jadi air akan deras ke bawah, ada penyempitan bangunan atau pun sampah sedimen. Saya lihat penanganan banjir itu kalau di Bandung harus banyak sekali komprehensif,” tutur Tedi.
Meski genangan relatif sebentar, kata Tedi, DPU tetap menyiapkan tim reaksi cepat untuk mengatasi genangan air agar tak menghambat aktivitas masyarakat. Tedi mengatakan, ada enam tim yang disiapkan lengkap dengan pompa penyedot air. ”Tim kita ada 300 orang dibantu pasukan katak dan jurig cai. Total ada enam unit reaksi cepat. Mobil pompa ada tiga dengan yang kecil tiap wilayah punya,” jelasnya. (yul/rus/bbs/rie)