Alo menambahkan, wilayah desa cilame memang rawan longsor karena kondisi tanahnya labil dan berbukit. Oleh karena itu dia mengimbau kepada warganya untuk waspada karena intensi hujan masih tinggi.
”Memang Cilame rawan longsor, sudah lama tidak terjadi longsor. Berharap kepada dinas terkait, bisa memberikan informasi kepada masyarakat agar lebih waspada,” tukasnya.
Di kawasan Kota Bandung, hujan deras disertai petir yang mengguyur daerah Bandung Raya sejak pukul 19.00 pada Kamis (22/02) malam mengakibatkan sejumlah wilayah tergenang banjir. Tak terkecuali Pagarsih. Daerah yang selalu menjadi langganan banjir ini pun, kini harus kembali merasakan derasnya luapan air sungai Citepus.
Dikonfirmasi Jabar Ekspres, Camat Astanaanyar, Syukur membenarkan banjir yang menimpa daerahnya tersebut. Dia menceritakan, saat hujan disertai petir terjadi, Jalan Pagarsih sempat tergenang air sekitar 30 sentimeter, meski akhirnya surut. ”Tetapi di lokasi yang agak rendah masih terjadi genangan,” kata Syukur, kemarin.
Dipaparkan Syukur, daerah Pagarsih yang tergenang banjir, d iantaranya RW 7 yaitu RT 1 dan 2, RW 8 ialah RT 3 dan 5 serta RW 6 yaitu RT 3. Namun, banjir tersebut tidak menyeluruh di semua RT dan hanya terjadi di daerah yang berdekatan dengan sungai Citepus.
”Beberapa rumah posisinya dipinggir kali Citepus, ada juga yang dekat kali Cikakak Kelurahan Karanganyar di RW delapan dan sembilan,” urainya.
Lebih jauh, Syukur menjelaskan, ketinggian air yang awalnya hanya sekitar 60 sentimeter meningkat menjadi 80 sentimeter sampai 1 meter karena hujan yang cukup deras tak kunjung berhenti. Menurutnya, warga pun mencari tempat yang lebih tinggi pada saat banjir terjadi.
”Semalam warga ke lokasi yang lebih tinggi di RT 3. Sebagian pemuda baru melakukan pembersihan saat airnya sudah surut,” urainya lagi.
Sementara itu, Angga Prawira selaku Ketua RT 05/RW 07 menuturkan, puncak banjir terjadi pukul 21.00 dengan peningkatan debit air mencapai 1,7 meter. Padahal, sebelumnya daerah RT 5 tidak pernah terkena banjir meskipun terjadi hujan deras.
Angga menduga, penyebab banjir yang menimpa RT 5 karena adanya proyek pembangunan gorong-gorong yang sebelumnya dicanangkan Pemerintah Kota (Pemkot Bandung) untuk menangani banjir yang selalu menimpa kawasan Pagarsih. ”Ini gara-gara program gorong-gorong, jadi daerah saya, kena imbasnya,” ucap Angga.