PASIRJAMBU – Nono Suherno, 40 Warga RT 1/RW 1 Kampung Cukanggenteng, Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung, mengalami koma dengan luka berat dikepala dan sekujur tubuhnya.
Dia menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Dustira Kota Cimahi akibat terlindas sebuah mobil pik up yang datang dari arah Ciwidey, pada Sabtu sekitar pukul 15.00 WIB.
Kecelakaan tersebut sudah terjadi beberapa kali akibat proyek galian untuk pemasangan pipa Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Gambung kembali menyebabkan kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Soreang-Ciwidey tepatnya di Kampung Cukanggenteng/ DesacRT 1 RW 1 Kecamatan Pasirjambu.
Kepala Desa Cukanggenteng Hilman Yusuf mengatakan, kejadian memilukan akibat proyek SPAM Gambung kembali terulang. Korban kali ini, korban Nono adalah, korban kecelakaan lalu lintas yang ke 20 selama kurun waktu dua bulan terakhir.
’’Kondisi kesehatan korban saat ini semakin menurun dan belum sadar dari komanya. Korban sebelumnya dirawat di RSUD Soreang, kemudian dirujuk ke RS Dustira Cimahi,’’Hilman kepada wartawan belum lama ini.
Hilman menjelaskan, pada saat itu, kendaraan bak terbuka jenis Pickup datang dari arah Ciwidey, sedangkan korban datang dari arah Soreang, karena jalan mengalami penyempitan yang disebabkan ada galian pipa. Sehingga, tanah galian kerap kali memenuhi jalan yang mengakibatkan jalanan menjadi licin. Parahnya lagi, proyek SPAM Gambung yang dikerjakan oleh PT Minarta Hutama itu tak dilengkapi rambu rambu tanda bahaya atau penempatan petugas jaga.
”Gara gara proyek itu. Saat ini masyarakat desa kami sudah benar benar marah, besok kami mau mendatangi kantor proyek tersebut,’’cetus Hilman.
Melihat kondisi ini, sebagai Kades dia sudah berusaha berusaha meredamnya, cuma pelaksana proyek milik PDAM Tirta Raharja ini tidak mengindahkan keinginan warga.
Menurut pantauan, Proyek pemasangan pipa Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) melintasi empat desa diantaranya Desa Mekarsari, Desa Cukanggenteng dan Desa Mekarsari telah memakan banyak korban.
Akibat proyek tersebut, sepanjang jalan yang merupakan jalur wisata mengalami penyempitan. Bahkan, apabila alat berat tengah difungsikan mengeruk galian membuat kemacetan yang tidak terhindarkan. (yul/yan)