Rakus Lentil dan Kurma Mentah Beku

Ternyata Starbuck tutup sepagi itu. Kami pun kembali ke hotel. Sarapan prasmanan di coffe shop. Saat itulah rakus saya muncul. Rakus yang akan membawa bencana.

Di prasmanan itu saya lihat disajikan masakan India yang lezat. Lentil. Yang dibuat seperti bubur tapi kental. Saya ambil satu  mangkok penuh. Lentil yang lezat. Bumbu daal Indianya terasa nendang. Lentil adalah sejenis kacang-kacangan yang tumbuh di daratan India, Pakistan sampai ke Timteng dan Italia. Orang Italia sangat bangga dengan sup lentil. Karena enaknya, gizinya dan… satu-satunya biji-bijian yang namanya disebut dalam Alkitab Injil. Seperti zaitun, tin dan kurma yang disebut dalam Quran.

Pagi itu lentil satu mangkok ludes. Saya ambil masakan India lainnya. Juga satu mangkok. Habis. Di meja saya lihat ada satu gelas juice yang belum diminum. Agar tidak mubazir saya minumlah juice itu. Kecutnya bukan main. Perut mulai terasa penuh dan sesak.

Komando berikutnya datang: sudah tiba waktunya berangkat ziarah. Ke masjid Qubah, Kiblatain, gunung Uhud dan lainnya. Lalu saya bertanya ke cucu-cucu: apakah sudah pernah lihat kebun kurma? Mereka menjawab serentak: beluuuum!

Usai ziarah kami pun ke kebun kurma. Kurang menarik. Tidak lagi musim kurma. Tapi di toko kami melihat ada kurma kesukaan saya: kurma mentah. Kok ada kurma mentah di luar musim kurma. Ternyata itu kurma mentah yang dibekukan. Jadi es. Lebih enak. Kriuk-kriuk.

Sepanjang perjalanan kembali ke hotel saya terus mengeremus kurma mentah itu. Sepet tapi enak. Enak tapi sepet. Saya suka makan kurma mentah di Jakarta. Meski carinya sulit.

Kini, di Madinah, ini ada dua kilo kurma mentah beku. Saya tidak berhenti menggayangnya. Saya pernah makan kurma mentah saat di Tucson, Arizona, dua tahun lalu. Tapi tidak beku. Enak sekali. Istri saya tidak mau. Anak-anak tidak mau. Cucu-cucu apalagi.

Sampai di hotel kami istirahat. Menunggu adzan dhuhur yang masih dua jam lagi. Saat itulah tiba-tiba saya merasa sesak nafas. Tambah lama tambah sesak. Sampai saya tidak tahan lagi. Dada sakit. Punggung nyeri. Nafas tersengal berat. Saya pun berteriak kepada keluarga bahwa saya lagi terkena serangan jantung. Agar dibawa ke dokter. Segera.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan