Dilan Zaman Now, Jago Bikin Robot

Dilan 1990 dirilis akhir Januari lalu. Film besutan novel Pidi Baiq itu, mengisahkan romansa kisah anak SMA di Kota Bandung. Dalam film itu diceritakan, sosok Dilan pintar, jago karate namun nakal. Beda dengan Taufiqul Rahman, siswa SMAN 20 Bandung. Dia ramah, pintar, dan mampu menciptakan robot yang diakui hingga daratan Asia.

IPAN SOPIAN, Bandung

SEKETIKA raut muka Taufiq berubah tegang. Mimik mukanya memerah karena tak menyangka akan dipanggil guru ketika dia sedang bercanda dengan teman-teman jelang pulang sekolah. Mendadak disuruh masuk ke ruang guru.

Di ruangan, dengan wajah polos, dia bertanya terbata-bata. Posisi kakinya merapat, agak menunduk. Remaja berkacamata ini baru sedikit tenang ketika ditanya seputar prestasinya di bidang robotic.

Sejurus kemudian, dia langsung tersenyum ketika ditanya jejak langkahnya hingga mendapatkan penghargaan di ajang Singapore Robot Championship 2017. Dia menyabet juara ketiga dan ke delapan dalam dua kategori berbeda.

”Dari kecil seneng otak-atik barang yang rusak. Dibenerin,” kata Taufiqul Rahmad kepada Jabar Ekspres di SMA 20, Jalan Citarum, Kota Bandung, belum lama ini.

Taufiqul atau biasa disapa Taufiq, sebenarnya tidak menyangka jika akhirnya dia akan mencintai dunia robotic. Hanya saja, dia selalu mengingat pesan bapaknya yang kini menjadi Pegawai Negeri Sipil di Kota Bandung.

”Sampai sekarang masih inget pesan bapak: anak laki-laki itu harus mengerti kelistrikan. Alasannya, nanti bisa benerin elektronik yang rusak,” ucap dia menirukan omongan bapaknya.

Di situ, dia mulai belajar. Otodidak. Dari duduk di bangku sekolah dasar, dia sudah mulai mengotak-atik barang-barang berbau elektronik. Apa saja, yang sudah rusak, yang baru kemudian dirusak atau membongkar dan memodifikasi barang elektronik.

”Kalau tidak beres sehari, besoknya saya lanjutkan lagi. Sambil dipikirin, apa salahnya apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikannya,” urainya.

Gayung pun bersambut. Masuk SMP, anak kedua dari tiga bersaudara itu merasa hobinya tertampung. Sebab, di SMPN 4 Bandung, ada ekstrakulikuler robotic. ”Saya jadi makin kepikiran bikin robot. Dan sedikit demi sedikit bisa,” urainya lagi.

Tinggalkan Balasan