Dahlan Ingatkan tak Memeras dan Langgar Kode Etik

Presiden Direktur VIVA Media Group, Anindya Novyan Bakrie menegaskan, kendati banyak tekanan yang menghimpit media nasional saat ini, bukan berarti media nasional ini harus menyerah. Justru munculnya tantangan ini membuat semua pemain yang ada di dalamnya mencari jalan keluar agar bisnis ini ‘sustainable’.

Media ke depan harus berpikir lebih banyak, kata Anin, mendengarkan lebih baik dari sisi pelanggan dan mencoba melayani secara 360 derajat. Artinya, media ke depan harus menjadi gabungan platform yang ada, seperti gabungan event management, talent production dan content management.

”Jadi, ini murni untuk melayani pelanggan dengan lebih baik, di tengah tekanan yang besar itu tadi,” tuturnya.

Tekanan selanjutnya, terang Anin, disrupsi teknologi yang ditandai masuknya platform baru, di mana pemain-pemain asing masuk dan bersaing. Sebab, tidak sedikit pemain-pemain yang memiliki platform teknologi beralih menjadi pemain media.

Mereka juga melakukan konsolidasi dari sisi aplikasi atau platform. Tadinya hanya berupa media sosial, berubah menjadi chat Apps, search engine, dan video streaming. ”Tekanan itu yang menjadi deflasi di industri ini akan terus terjadi, dan ini tak bisa dielakkan,” tutur Anin.

Sementara, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani saat Konvensi Nasional Media Massa mengatakan, pers adalah salah satu pemangku kepentingan dan aktor penting dominan dalam proses pembangunan di negara ini.

”Pemerintah menggunakan pers untuk menyalurkan informasi dan mengedukasi serta menyampaikan program-program pembangunan oleh pemerintah,” kata Sri Mulyani.

Namun pada dasarnya, kata dia, rakyat Indonesia bertanggung jawab untuk membesarkan bangsa. Termasuk juga insan pers yang menjadi pemegang tongkat estafet dari setiap program yang telah dikerjakan pemerintah. ”Apa pun bidang pekerjaan yang kita geluti, pada akhirnya tujuan kita adalah sama, yaitu membawa Indonesia maju, yang sejahtera adil dan makmur,” tutur Sri. (ril/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan