Banjir-Longsor Sampai Maret

JAKARTA – Beberapa hari belakangan hujan esktrem melanda Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Berdasar analisis dinamika cuaca yang dilaksanakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hujan serupa berpotensi terus turun sampai beberapa hari ke depan. Bahkan secara umum hujan lebat disertai angin kencang diprediksi bakal melanda sebagian besar wilayah Indonesia sampai Maret.

Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dua hari belakangan curah hujan di wilayah Bogor, Jawa Barat (Jabar) mencapai 164 milimeter. Itu terjadi akibat pertemuan angin dan perlambatan massa udara. ”Sehingga menyebabkan pertumbuhan awan cumulonimbus dominan di sekitar Bogor,” ungkap dia Selasa (6/2). Berdasar data yang dikumpulkan oleh intansinya, hujan dengan intensitas paling tinggi terjadi dua hari lalu (5/2).

Tidak heran debit air yang masuk ke Jakarta melalui Sungai Ciliwung meningkat signifikan. Secara tidak langsung, peningkatan tersebut mengakibatkan banjir terjadi di beberapa wilayah ibu kota. Khususnya yang berada di bantaran Sungai Ciliwung. Untuk itu, Dwikorita meminta seluruh masyarakat yang menetap dan tinggal di bantaran sungai tersebut waspada. Setidaknya sampai pekan depan. ”Karena kondisi hujan dengan intensitas tinggi (di Jabodetabek) diperkirakan terjadi sampai 12 Februari,” imbuhnya.

Berkaitan dengan kondisi cuaca di luar Jabodetabek, Dwikorita mengungkapkan, dominasi angin baratan yang tercatat sejak awal tahun masih akan terjadi sampai Maret. Artinya, sampai bulan ketiga tahun ini sebagian besar wilayah Indonesia berada pada musim hujan. Setidaknya kondisi itu berpotensi memicu hujan dengan intensitas sedang sampai hujan dengan intensitas lebat di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTT, serta Papua.

Tidak hanya itu, dinamika cuaca saat ini juga berpotensi mengundang angin kencang dengan kecepatan di atas 20 knot. ”Berpotensi terjadi di Laut Cina Selatan, Laut Natuna, Riau, Kepulauan Riau, Laut Jawa, Laut Banda, Samudara Hindia Selatan Jawa Tengah, NTN, dan Laut Arafuru,” terang Dwikorita. Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa angin kencang itu sannat mungkin menyebabkan tinggi gelombang air laut naik sampai 6 meter.

Kenaikan tinggi gelombang itu diprediksi terjadi di wilayah perairian Kepulauan Anambas, Natuna, Singkawang bagian utara, serta Laut Cina Selatan. Karena itu, BMKG mengimbau agar nelayan yang biasa melaut di perairan tersebut ekstra hati-hati. Bila perlu mereka libur melaut sampai cuaca kembali membaik. Untuk masyarakat di wilayah lain, Dwikorita meminta mereka waspada terhadap potensi bencana yang biasa terjadi saat musim hujan.

Tinggalkan Balasan