BANDUNG – Geliat industri batik tulis mulai menunjukan tren positif. Hal itu setelah mengikuti pangsa pasar anak muda yang lebih menjanjikan.
”Sudah ada peningkatan, karena saat ini trennya anak muda juga banyak yang beli dan pakai,” kata perajin batik tulis, Agung Prasetyo di Graha Siliwanggi kemarin (31/1).
Pemuda 24 Tahun asal Pekalongan ini menyebutkan sepanjang 2017 respon masyarakat terhadap batik tulis mulai menunjukan kenaikan meski belum signifikan dan sebanding dengan harga jual. Namun kata dia, dirinya mengakui dalam sebulan bisa mengantongi keuntungan bersih hingga Rp 10 juta.
Meski batik sudah jadi ikon budaya Nasional, namun dirinya belum mau memasarkan hingga ke mancanegara. Hanya saja untuk media promosi dan jualan dirinya memanfaatkan media sosial. ”Kebanyakan yang pesen dari Jakarta, Bandung dan wilayah lainnya,” ujarnya.
Disinggung motif apa saja yang paling digandrungi anak muda jama sekarang, dia menyebutkan jenis batil tulis dengan warna alami. ”Karena dari warna yang cerah dan motif yang tidak kolot. Selain itu limbah dari pewarnaan batik pun tidak berbahaya bagi lingkungan,” ungkapnya.
Dia pun mengakui jika harga batik tulis lebih mahal dibandingkan dengan batik cetak. ”Harga jual bisa lebih mahal, karena pembuatan yang cukup lama, ” katanya.
Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa berharap pameran batik tersebut menjadi salahsatu triger yang mampu mendorong para perajin batik sebagai warisan leluhur menjadi lebih terkenal di dunia internasional. ”Ini bagian dari perhatian pemerintah provinsi kepada warisan seni budaya Nusantara seluruh Indonesia ada di sini semua, Alhamdulilah,” terang Iwa.
Dikatakan Iwa, hingga hari kemarin saja ada 102 stand. Jumlah tersebut menjadi terbanyak sepanjang sejarah peyelengaraan dan ada juga beberapa negara tetangga yang ikut serta dalam memeriahkan pameran kali ini.
”Ada ilmu penerapan dari negara lain karena ada beberapa negara yang ikut, salah satunya Uzbekistan hadir. Perlu kita kembangkan ke depan batik ini bukan hanya sekedar batik untuk pakaian dengan berbagai model dan corak, tapi juga dikembangkan lagi seperti tas dompet taplak meja mukena sendal hiasan rumah lukisan,” jelasnya.