”Kami menyimpulkan kalau kematian Nanung dan Hera tidak ada unsur kekerasannya, sehingga tidak kami lakukan otopsi. Kerangka tubuh keduanya langsung dimakamkan,” ungkapnya.
Namun demikian, pihaknya akan melakukan pengembangan dan penyelidikan lebih lanjut terhadap Neneng, Erna, dan Deni.
”Berdasarkan pengakuan keluarga, meninggalnya memang karena sakit. Untuk Neneng sendiri belum bisa dipastikan apakah akan dijerat pidana atau tidak, karena akan dilakukan tes kejiwaan terlebih dahulu,” katanya.
Sutarman mengaku, saat ini Neneng dan kedua anaknya sudah diamankan. Bahkan anak kedua Neneng tersebut langsung dibawa ke rumah sakit jiwa untuk dilakukan pemeriksaan, sedangkan Neneng bersama anak ketiganya dibawa ke RSUD Cibabat.
Saat ini, lanjut Sutarman, pihaknya, masih melakukan pengembangan kasus penemuan kerangka tersebut, pihaknya juga sudah mengamankan sejumlah botol pewangi yang sudah kosong dan sejumlah keris serta bunga.
”Masih terus kita dalami. Terkait motif Ibu Neneng menyimpang mayat milik suami dan anaknya, karena merasa mendengar bisikan gaib kalau keduanya akan bangkit lagi,” tegasnya.
Sementara itu, Tari Lestari, 50, salah seorang warga setempat menuturkan, Neneng dan keluarganya tinggal di rumah tersebut sejak sekitar 20 tahun silam.
Neneng dulunya merupakan seorang guru TK yang sangat aktif bergaul dengan tetangga. Namun, setelah itu, gelagat keluarga tersebut, termasuk Neneng dan ketiga anaknya tampak aneh. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir ini, Neneng semakin menutup diri dari warga setempat.
Kecurigaan warga semakin menjadi tatkala bau bangkai tercium dari dalam rumah milik Neneng. Tapi, Neneng selalu mengelah bahwa bau itu merupakan bangkai tikus.(ziz/rie)