360 Rumah Akan Direlokasi TNI

Selain itu juga Tim Citarum Harum telah menyiapkan lahan seluas 25 hektar milik Perseroan Terbatas Perkebu­nan Nusantara (PTPN) VIII. Lahan itu nantinya akan ditanami bibit pohon sebagai upaya menghijaukan kem­bali hulu sungai Citarum.

Doni menyebutkan pihaknya meminta masyarakat untuk merubah pola tanam dari tanaman jenis sayuran dan beralih ke tanaman pohon. Hal tersebut dilakukan ka­rena tanaman pohon dinilai mampu menjadi resapan air ketika hujan. ”Berbagai jenis pohon yang akan ditanam diantaranya bibit pohon Kopi, Rasalama, pohon rem­pah Suren merah dan pohon buahan jenis Alpukat dan lainnya,” sebutnya.

Dikatakan Pangdam, pi­haknya telah menyiapkan berbagai bibit pohon yang nantinya akan ditanam di lahan PTPN VIII. Dirinya me­nargetkan setiap harinya pa­sukan Kodam III Siliwangi yang dibantu masyarakat bisa menanam 1.300 pohon.

”Langkah ini sudah kita lakukansejak beberapa bulan lalu dan mudah-mudahan ke depannya tetap lancar untuk mengemba­likan fungsi pohon bagi kelangs­ungan air Citarum,” kata dia.

Doni menuturkan, alih fungsi lahan dari tanaman sayuran ke tanaman pohon adalah langkah yang dilaku­kan pihaknya untuk kelangs­ungan kehidupan. Selain itu, pihaknya juga akan membe­rikan solusi untuk ekonomi masyarakat.

Menurut Doni, pihaknya akan memberikan pekerjaan kepada masyarakat sebagai penanam bibit pohon serta diberi pemahaman pertanian maupun peternakan yang dinilai tidak akan merusak ekosistem Citarum. “Sebagai gantinya, masyarakat akan dipekerjakan sebagai pegawai pembantu penanaman bibit pohon dan diberi gaji Rp 1.900.000 per bulan,” kata dia.

Sementara itu, Komisaris Independen PTPN VIII, Ipong Wartanto mengakui pihaknya telah menanam sebanyak 185 ribu bibit pohon di lahan kon­servasi. Menurutnya, PTPN VIII memiliki 6 kebun dengan total luas 12 ribu hektare yang termasuk kawasan hutan kon­servasi dan hutang lindung.

Dengan lahan yang ada ter­sebut, dirinya mengharapkan mampu menanami kembali lahan yang saat ini digunakan untuk sayuran dengan tanaman yang sesuai dengan kultur tanah, namun tetap bernilai ekonomis bagi masyarakat. ”Tentunya harus tetap menguntungkan bagi masyarakat, seperti pohon Kopi, Alpukat dan pohon lainnya. Sehingga tidak menanam sayuran dila­han yang akan dialihkan fungsi­nya,” kata dia. (mg1/ign)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan