Menyikapi perkembangan teknologi yang begitu pesat, OJK mendukung inovasi produk teknologi di sektor jasa keuangan (fintech) selama produk tersebut bermanfaat bagi masyarakat namun tetap dalam koridor tata kelola yang baik berdasarkan asas Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi dan Fairness (TARIF) agar aspek perlindungan masyarakat terpenuhi. Saat ini terdapat 30 perusahaan fintech P2P Lending yang terdaftar atau berizin di OJK dan 36 perusahaan dalam proses pendaftaran. Total pembiayaan bisnis FinTech ini telah mencapai Rp2,6 triliun dengan 259.635 peminjam.
Kepala OJK Regional 2 Jawa Barat Sarwono menyebut pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat selama tahun 2017 terjaga cukup baik, yaitu pada triwulan III tahun 2017 tercatat 5,19 persen yang lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional. Kondisi tersebut sejalan dengan kinerja industri jasa keuangan Jawa Barat yang cukup stabil dan mengalami pertumbuhan di tahun 2017.
Sektor Perbankan tetap mengalami pertumbuhan (ytd) dengan pertumbuhan aset 8,31 persen, DPK 7,77 persen dan kredit 6,31 persen. Walaupun pertumbuhan ini sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, fungsi intermediasi perbankan tergolong cukup optimal dengan LDR yang berada pada kisaran 90,09 persen hingga 91,33 persen dan kredit macet alias non performing loan (NPL) yang masih cukup terkendali pada level 4,01 persen.
Sementara dari sisi kinerja BPR/S di Jawa Barat mengalami pertumbuhan positif (ytd), yaitu pertumbuhan aset 7,27 persen, DPK 7 persen dan kredit 9,48 persen. Fungsi intermediasi BPR pun tergolong cukup tinggi, tercermin dari tingkat LDR rata-rata 101,01 persen namun dengan NPL yang cukup tinggi yaitu pada level 7 persen hingga 8,83 persen.
Dari sektor pasar modal juga menunjukkan perkembangan yang positif. Sepanjang tahun 2015 sampai 2017, total penghimpunan dana melalui pasar modal telah mencapai angka sebesar Rp 17,5 triliun yang dilakukan melalui penawaran umum, penawaran umum terbatas, Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) sejalan dengan dilakukannya pembangunan infrastruktur Bandara Kertajati.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan optimistis pertumbuhan industri jasa keuangan di Jabar akan terus tumbuh di 2018. Menurut dia, turunnya acuan suku bunga Bank Indonesia harus diikuti oleh para pelaku industri jasa keuangan. ”Turunnya suku bunga Bank Indonesia harus diikuti oleh level tingkat daerah agar menarik minat investasi masyarakat. Jika para pelaku industri jasa keuangan ikut menurunkan suku bunga, maka akan mendorong sector riil semakin tumbuh. Kan masyarakat akan gemar investasi,” ujar Aher. (fik/ign)