BANDUNG – Bakal Calon Wali Kota Bandung, Nurul Arifin mengimbau generasi milenial menggunakan hak pilihnya pada saat hari H pemilihan atau 27 Juni 2018 mendatang. Bukan tanpa alasan politisi Golkar itu mengatakan demikian. Menurutnya, mereka yang terbiasa aktif di sosial media (Sosmed), jangan hanya menuntut haknya saja, tetapi harus ikut juga menunaikan kewajibannya.
”Saya berharap (generasi) milenial yang pada umumnya aktif di medsos menggunakan hak pilihnya, karena kalau misalkan kita teriak-teriak di Dunia Medsos itu tidak merupakan sesuatu kewajiban. Jadi hanya menuntut hak tapi tidak menunaikan kewajibannya,” kata Nurul di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Jalan Dipatiukur, Bandung, kemarin (19/1).
Nurul menuturkan, ada saja generasi milenial yang masih terprovokasi oleh cuitan-cuitan. Terkadang, saking terprovokasinya mereka membuat gerakan. Sayangnya, lanjut Nurul, mereka sendiri yang membuat gerakan tidak langsung turun untuk ikut menyelesaikan. ”Kan sayang. Jadi jangan sampai hari H main mendsos, tapi tidak pergi ke TPS untuk pencoblosan,” ucap Nurul.
Dia berharap, generasi milenial sadar akan tanggungjawabnya. Mereka harus gunakan hak pilihnya dan datang ke TPS untuk memilih pemimpin sesuai pilihannya. ”Saya harap ini tidak terjadi lagi. Saya mengimbau harus ada kesadaran memberikan tanggung jawab, jangan cuma menuntut hak,” tandas Nurul.
Ditanya wartawan terkait Pencocokan dan Penelitian (Coklit), dia menyebutkan sangat penting. Pasalnya, Coklit yang dilakukan untuk memverifikasi langsung daftar pemilih di seluruh Indonesia termasuk Bandung. Dia mengatakan, KPU Kota Bandung harus bisa maksimal saat melakukan Coklit, dikarenakan hal itu menyangkut soal pemilih pada saat pencoblosan 27 Juni 2018 mendatang.
”Coklit ini bagi saya penting sekali sebagai calon kepala daerah karenanya menyangkut soal pemilih. Berapa banyak pemilih, seberapa akurat, dan ini yang harus didata oleh KPU Kota Bandung,” kata Nurul.
Nurul berharap, warga dapat bekerjasama secara aktif saat KPU dan Petugas Pemutakhiran Daftar Pemilih (PPDP) melakukan Coklit. Serta, dapat mengungkapkan dengan jujur saat petugas menanyakan data yang dibutuhkan. ”Saya berharap dan mengimbau semua warga untuk mau membuka pintu buat mereka para PPDP, dengan jujur menjawab semua anggota keluarganya yang punya hak pilih,” ucap politisi Golkar ini.