Pendataan itu dilakukan pada siswa yang memiliki orang tua dengan total pendapatan per bulan di bawah Rp 600 ribu serta di atas Rp 600 ribu hingga Rp 1 juta. Di SDN Regol 10 saja, di antara 209 siswa, ada 31 siswa yang dibesarkan orang tua dengan pendapatan di bawah Rp 600 ribu per bulan. Ada pula 62 siswa yang dibesarkan orang tua berpenghasilan Rp 600 ribu sampai Rp 1 juta per bulan.
Anggota STEAM Club pun mendatangi rumah para siswa miskin tersebut. Memfoto rumah dan mencatat titik koordinat rumah agar calon donatur bisa datang langsung jika ingin mengunjungi rumah siswa miskin. Saat ini pendataan lewat aplikasi itu baru dilakukan untuk siswa SDN Regol 10. Ke depan, Dewis berniat memperluas penggunaan aplikasi Pemetaan Pelajar dari Keluarga Miskin untuk SDN Regol 6, 7, 8, 9, 11, dan 12.
Jika semua data sudah terkumpul, akan diserahkan kepada komite sekolah agar dibantu untuk mendapatkan donatur beasiswa. Beasiswa itu dapat berasal dari orang tua siswa yang lebih mampu ataupun donatur lainnya. Misalnya dari kelurahan.
Aplikasi Pemetaan Pelajar dari Keluarga Miskin bersifat hiperlokal. Yakni mengandalkan kemampuan warga lokal terlebih dulu untuk mendapatkan bantuan. Selain membantu siswa miskin untuk melanjutkan sekolah, aplikasi tersebut mendorong para siswa supaya berempati dan peduli kepada sesama sejak kecil.
”Saya yakin, jika warga lokal digerakkan, itu bisa membantu sesama. Sebab, banyak di antara warga yang mampu itu bukannya tidak mau membantu. Tapi, mereka tidak tahu bahwa ada orang sekitar yang perlu dibantu,” urai putra pasangan Nandang dan Atikah (almh) itu.
Perubahan yang dibawa Dewis di SDN Regol 10 sangat banyak. Anak-anak yang pernah dibimbing merasakan banyak sekali manfaat yang didapat dari pelajaran komputer di sekolah. Adilla Rachmawati Pradana contohnya.
Alumnus anggota STEAM Club yang kini duduk di bangku kelas IX SMPN 2 Garut tersebut mengaku mendapatkan pengalaman berharga. Adilla termasuk siswa yang sejak kecil sudah punya komputer di rumah. Dulu dia sering mengajari temannya tentang komputer. Pengalaman berbagi ilmu itu membuat dia semakin bersemangat untuk belajar.