BANDUNG – Bakal calon wali kota Bandung Nurul Arifin menyebutkan menurunya sektor pariwisata bakal berimbas pada pendapatan kota Bandung.
Kondisi itu sebut dia sangat menghawatirkan, apalagi ada kecenderungan menurunnya tingkat kunjungan wisata itu lantaran adanya kejenuhan terhadap destinasi yang ditawarkan kota kembang. Saat ini hanya terfokus pada wisata kuliner dan faktori outlet.
”Jadi sekarang wisatawan sedang intrest nya ke yang lain. Bisa ke wisata alam, terus di Bandung wisata alam apa sih yang bisa dieksplorasi untuk dijadikan daya tarik wisata. Kalau Gunung Tangkuban Parahu kan jelas bukan di kota Bandung, Lembang bukan, Maribaya bukan, lalu Bandung apa?” tanya Nurul, saat ditemui di Hotel Panghegar Jalan Asia Afrika kota Bandung, kemarin.
Karenanya sebut dia yang harus di tambahkan untuk wisata di kota Bandung harus mendatangkan dari alternatif lain. ”Kalau kita melihat wisatawan ini mereka lebih memilih berwista alam ke Lembang makannya di sana, belanjanya di Bandung, tapi tetap lah fashion mah kota Bandung masih tetap no satu cuman ya harus kreatif lagi,” jelas nya.
Tapi hal tersebut masih akan menjadi pekerjaan rumah jika pasangan yang yang diusung partai Golkar ini terpilih menjadi wali kota Badung. Sebab kata dia, menurut penglihatan dia masih banyak stok lama.
”Harus bisa jadi masukan buat kita semua. Sehingga Bandung ini bisa menjadi trendsetter fashion di Indonesia. Kan kalau di program saya, nanti ada program beli Bandung, jadi nanti warga harus beli produk dari orang Bandung, tentu ini juga nggakk khusus untuk warga kota Bandung tapi juga luar kota Bandung. Kemudian juga ada Bandung pedia jadi kita tau, kalo mau beli produk itu di mana dan kemana,” kata Nurul.
Menurut hemat dia, saat ini wisatawan yang datang ke Bandung hanya membuat lalulintas di kota kembang ini makin padat. Sehingga harus ada alternatif lain untuk mengurai kemacetan. Misalnya kata Nurul, tidak harus langsung ke Pasteur, tapi dibelokan dulu ke kota lain sehingga kota Bandung menjadi persinggahan yang terakhir sehingga mengurai kemacetan.