CIMAHI – Sepinya pengunjung di Pasar Tradisional Cimindi sangat dirasakan oleh pedagang. Tentunya, hal tersebut berpengaruh terhadap omset di dapat pedagang.
Ketua Forum Pedagang Pasar Cimindi (FPPC), Mumuh, 44, mengatakan, pasar Cimindi memilki 276 kios dengan dua lantai. Namun, d kondisi bangunan sudah lama belum ada perbaikan sejak dibangun pada tahun 1993.
’’Jauh tertinggal oleh pasar-pasar di daera lain. Pasar tersebut pun kini mulai ditinggal oleh pengunjungnya,’’kata Mumun kepada wartawan kemarin (7/1)
Dirinya menilai, menurunya pengunjung dirasakan sejak 2014 lalu, sehingga berpengaruh pendapatan para pedagang.
” Jelas berkurang. Apalagi sekarang, barang banyak yang harganya naik,” kata Mumuh, saat ditemui di Pasar Cimindi, Minggu (7/1/2018).
Mewakili pedagang lainnya, ia pun saat ini tengah berada dalam situasi kritis. Terlebih, hak guna bangunan di pasar tersebut akan segera habis di tahun 2019 mendatang.
Dengan begitu, apabila bangunan pasar tidak dimoderenisasi maka, pengunjung akan lebih memilih pasar yang lebih layak ketimbang datang ke Pasar Cimindi.
“Dulu kontraknya 25 tahun sama pihak ketiga. Saya khawatir semakin ke depan semakin sepi pengunjungnya,” ucapnya.
Selain bangunan kuno, penurunan pengunjung dikarenakan akses pintu masuk serta lahan parkir tidak memadai serta kondisi pasar yang perubahan yang tidak signifikan.
“Pembangunannya hanya sedikit-sedikit. Padahal kalau disekaliguskan akan lebih baik,” ungkapnya.
Kendati demikian, pihaknya berterimakasih kepada Pemerintah yang saat ini sedang membangun atap untuk Pasar Cimindi.
Meski sempat melenceng dari target awal yang akan rampung 2017 akhir, saat ini, progres pembangunan atap di Pasar mencapai 90 persen. Pembangunan tersebut menghabiskan anggaran sebesar Rp 800 juta. (ziz/yan).