”Dengan soal yang diacak seperti itu, anak percaya dengan kemampuannya sendiri. Jadi pembinaan karakternya ada,” tandasnya.
Menurut Bambang, Kota Bandung menjadi yang pertama di Indonesia. Surabaya kaya akan aplikasi. Termasuk Jogja, Bali, dan Jakarta. Tapi aplikasi berbasis kompetensi siswa, baru dimiliki Kota Bandung saja.
Seperti halnya bank soal. Di beberapa daerah memiliki aplikasi ini. Hanya saja tidak berbasis kompetensi dasar. Surabaya, kata dia, konten ajar digital yang ada dalam aplikasi dicampur. Tidak dipilah berdasarkan kompetensi dasar. Di Bandung, konten ajar digital dipisah per tingkat per kompetensi dasar.
”Misalnya kelas 7 itu ada kompetensi dasar 1 sampai 4. Kelas 8 dan 9 juga seperti itu. Tidak dicampur dan bikin bingung guru. Itu bedanya Sakoja di Bandung dengan lainnya,” ucapnya.
Dengan aplkasi ini juga, kini guru tidak lagi dipusingkan dengan membuat bahan ajar. Tinggal mengunduh di Sakoja. Ada yang berupa PPT, rangkuman, atau video. ”Tergantung guru senangnya mengajar dengan metode apa. Ini memudahkan guru,” pungkasnya. (*/rie)