”Berangkat dari kesulitan itu, dan ingin menjadikan data dan fakta hasil ujian dapat melahirkan sebuah kebijakan yang manfaat, maka lahirlah aplikasi Sakoja,” cetusnya.
Aplikasi Sakoja terdapat empat fiture utama unggulan. Yakni administrasi pembelajaraan online, bank konten ajar digital, bank soal digital, dan peta penguasaan kompetensi siswa. Selama ini, semua itu tidak ada datanya.
Bambang menjelaskan, tugas pokok dan fungsi guru ada lima. Perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi, analisis dan tindak lanjut. Kebanyakan guru hanya melaksanakan sampai tahap evaluasi saja. Sedangkan dua tugas lainnya tidak dikerjakan.
Bambang menceritakan betapa sulitnya guru membuat analisa siswa. Dia mencontohkan, untuk menganalisa satu orang siswa sampai terbentuknya peta kompetensi, memerlukan waktu lima menit. Bisa dibayangkan jika seorang guru menangani 100 siswa. Jika dikalikan lima menit, maka analisanya butuh 500 menit.
”Apalagi guru PKN yang mengajar 300 siswa. Dikali lima menit per siswa, maka butuh 1.500 menit. Sehingga banyak guru yang tidak melaksanakan dua tupoksinya itu. Padahal peta kompetensi itu sangat diperlukan untuk membuat menajemen kelas,” jelas dia.
Kehebatan aplikasi ini dibandingkan aplikasi milik kota lainnya di Indonesia terletak pada pemetaan kompetensi siswa. Semua orang bisa melihat peta kompetensi per siswa, kelas, sekolah, bahkan se-Kota Bandung dalam hitungan menit saja. “Jika tadi untuk membuat analisa sulitnya minta ampun dan lama, kini mudahnya minta ampun,” tuturnya tersenyum.
Bambang mencontohkan lagi bagaimana sistem ini sangat memudahkan guru. Misalnya ujian di minggu pertama. Dulu, untuk mengetahui hasil ujian butuh waktu sekitar sebulan. Proses manual yang membuatnya lama.
”Jangankan untuk tahu hasil ujian se-Kota Bandung, untuk tahu himpunan data hasil ujian tingkat sekolah saja bisa lama. Itu hasil 10 mata pelajaran (mapel) dari tingkat 7, 8, dan 9. Yang jumlahnya 120.000 siswa SMP. Belum SD. Terbayang kan,” katanya.
Lantas apa keuntungannya guru memiliki peta kompetensi siswa? Dari hasil analisa lewat peta kompetensi, guru akan mengetahui masing-masing kemampuan siswa. Jika terdapat satu siswa memiliki kelemahan di peta kompetensi dasar ke satu, sedangkan yang lainnya unggul, maka keduanya disatukan di satu kelas.