BANDUNG – Kasus kekerasan di Kota Bandung tercatat sebanyak 103 kejadian sepanjang 2017. Kasus tersebut sudah ditangani Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM).
Kepala DP3APM Dedi Supandi mengatakan, dari data tersebut kekerasan banyak terjadi di dalam keluarga yang menimpa istri ataupun anak. Bahkan, pernah juga ada kasus perdagangan manusia.
Selain itu, untuk anak-anak selalu menajadi korban kekerasan dalam keluarga. Sehingga, dari banyaknya kasus yang terjadi ada 61 kasus yang menimpa anak-anak.
Kendati begitu, dari banyaknya kasus yang ditangani oleh bukan berarti angka kekerasan keluarga di Kota Bandung tinggi.
tetapi, banyak warga berani terbuka untuk melaporkan kejadian kekerasan yang dialaminya.
“Banyaknya warga yang berani melaporkan kekerasan ini. Apalagi, setelah pihak DP3APM membuka pengaduan lewat sambungan telepon ke nomor 08001000245 secara gratis dan dilayani selama 24 jam,”jelas Dedi kepada wartawan kemarin (19/12)
Dedi menilai, kondisi ini justru sangat baik bila dibandingkan dulu. Sebab, tidak sedikit kekerasan didalam keluarga yang tidak terungkap ke permukaan.
Dengan menerima laporan tersebut pihaknya bersama petugas akan langsung turun kelapangan dan memberikan arahan dan pembinaan dengan didampingi petugas kepada korban.
“Kita berikan pendampingan psikologis guna memulihkan mental korban, lalu pendampingan spiritual hingga pendampingan hukum,”ucap dia.
Dedi menambahkan, kekerasan kepada anak rupanya tidak hanya terjadi di dalam lingkungan keluarga atau di rumah. Sebab, tidak sedikit kekerasan juga terjadi di lingkungan sekolah di antaranya pembulian, pelecehan seksual, dan lainnya.
“Jadi untuk menghidari kekerasan perlu kearifan dalam menangani setiap permasalahan, intinya selalu melibatkan diri dalam beribadah agar menjadi manusia yang penyabar,”pungkas Dedi (bbs/yan)