Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Pertanahan dan Pertamanan Arief Prasetya menyampaikan, di kota Bandung jumlah pohon cukup banyak dan usianya rata rata sudah tua. ”Yang berumur di atas 50 tahun antara 400-600 populasi pohon. Maka menghadapi, hujan tinggi disertai angin saat ini bahaya. DPKP3 fokus untuk pemeliharaan beberapa pohon maupun tanaman yang mengakibatkan tumbang,” ujarnya.
Dalam hal penanggulangan bencana, Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung Ferdi Ligaswara menyampaikan, dirinya sudah mempersiapkan sampai 27 ribu relawan untuk menghadapi jika ada bencana. Relawan tersebut diantaranya dari unsur linmas, kewilayahan maupun komunitas. ”Dengan jumlah tersebut, dipastikan bisa membantu jika ada warga yang membutuhkan,” jelasnya.
Untuk mengetahui kondisi cuaca selama musim ini, Kepala BMKG Tony Agus Wijaya menyampaikan Kota Bandung musim hujan dari Oktober sampai Mei, sekitar 7 bulan. Puncak tertinggi November dan Maret. ”Jadi sampai yang tinggi itu curah hujan di bulan November sampai Maret,” tutur Tony.
Menurutnya, kondisi lingkungan yang berubah dan dampak perubahan iklim, menyebabkan curah hujan ini tidak teratur. ”Hujan itu pola yang teratur sesuai kondisi lingkungan. Maka hujan ini menghadapi penyimpangan, lebat tapi hanya singkat sekitar tiga hari. Setelah itu pola hujannya normal kembali,” jelasnya.
Informasi cuaca yang sering berubah membuat masyarakat harus hati hati. ”Gejala alam sekarang berubah faktornya, cuaca iklim saling terkait. Jadi saat ini dampak perubahan iklim harus hati hati,” pungkasnya. (pan/ign)