jabarekspres.com, Bandung – Lembaga Survei Indo Barometer memastikan, kasus yang menerpa Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto tidak akan mempengaruhi elektabilitas Golkar maupun Ridwan Kamil dalam kontestasi Pilgub Jabar 2018. Sebab, kekuatan Golkar ada di tangan kader.
Menurut Peneliti senior dari Indo Barometer Hadi Suprapto Rusli, Partai Golkar sangat berbeda dengan partai lainnya. Kekuatan Golkar bukan dari sosok Ketua Umumnya melainkan kader-kadernya. Sehingga, dipastikan kasus yang sedang menerpa Ketua Umum Golkar Setya Novanto tidak akan berpengaruh signifikan kepada Golkar.
”Simbol Ketua Umum Golkar tidak dominan, kekuatan partai ini justru ada di kadernya. Golkar memiliki kader-kader yang bagus dan merata. Berbeda dengan partai politik lainnya, jika Ketumnya bermasalah. Maka, akan berdampak langsung ke elektabilitas partai tersebut,” tuturnya Hadi kepada Jabar Ekspres di kemarin (17/11).
Menurut dia, kasus yang menjerat Setya Novanto dipastikan tidak akan mempengaruhi elektabilitas Ridwan Kamil yang didukung Partai Golkar. Sebab, dalam Pilkada yang dilihat bukan siapa partai yang mendukungnya melainkan aspek figur calon yang menjadi kunci utamanya.
”Jadi jelas, tidak akan sama sekali mempengaruhi elektabilitas Ridwan Kamil,” jelasnya.
Salah satu indikator kenapa hal tersebut tidak berpengaruh, kata dia, Indo Barometer pernah menguji dampak partai pendukung di Jawa Barat kepada Ridwan Kamil. Ternyata hasilnya menunjukkan nilai Ridwan Kamil masih tetap bertengger di atas. Termasuk menunjukkan kenaikan suara dukungan kepada Ridwan Kamil. Sedangkan rival politiknya cenderung menurun.
”Sejak kasus e-KTP bergulir sampai hari ini, suara Golkar tetap unggul di survei kita dan di beberapa daerah tertentu. Begitu juga dengan Ridwan Kamil, sampai saat ini Emil masih unggul,” ungkapnya.Faktor yang justru akan mempengaruhi suara atau elektabilitas Partai Golkar ini, terang Hadi, justru konflik internal. Seperti dualisme kepemimpinana beberapa waktu lalu. Itu jelas sangat berpengaruh besar kepada Partai Golkar.
”Selagi kepemimpinan Golkar tidak dualisme, saya pikir Golkar masih baik-baik saja. Tapi, tentu energinya akan lebih besar dihabiskan untuk konsolidasi,” terangnya.
Lalu, justru hal lain yang akan mempengaruhi Partai Golkar dari kasus Setya Novanto ini lebih ke bagaimana para pengurus menyikapinya kasus tersebut. Sebab, jika salah langkah, di situlah akan bisa mempengaruhi elektabilitas Partai Golkar.