jabarekspres.com, BANDUNG – DPD Partai Golkar Jabar memberikan batas waktu sampai 25 November kepada Ridwan Kamil (Emil) untuk menentukan calon wakil gubernur. Itu pun bersyarat, harus berasal dari Partai Golkar.
Penekanan itu dilakukan DPD karena Emil sudah mendapatkan rekomendasi oleh DPP Partai Golkar. Ketua Harian Badan Pemenang Pemilu DPD Partai Golkar Jabar MQ Iswara mengatakan, kepastian ini diminta setelah DPD partai Golkar memahami keputusan yang diberikan DPP mengenai rekomendasi pencalonan Emil.
Dia mengaku, pasca penetapan rekomendasi dengan DPP, Ridwan Kamil belum pernah melakukan komunikasi dengan DPP. ”Berkaca dari situ, sikap yang dilakukan Emil itu lantas membuat kader Golkar bingung,” kata dia kepada wartawan kantor DPD Golkar Jabar, Kota Bandung, kemarin.
Iswara menilai, pasca penetapan rekomendasi seharusnya Emil melakukan komunikasi dengan DPD. Sebab, intensitas dan kualitasnya komunikasi menjadi bagian penting untuk melakukan koordinasi dan konsolidasi bersama Partai Golkar di Jabar.
Dengan minimnya komunikasi tersebut, kader selalu bertanya-tanya mengenai sikap dari Ridwan Kamil terhadap DPD Partai Golkar. Sebab, jika hal tersebut terus dibiarkan, maka dikhawatirkan mesin Partai Golkar tidak bekerja maksimal untuk memenangkan Pilgub 2018.”Jangankan kader di daerah, kami pun yang di DPD bingung,” ucapnya.
Untuk itu, Iswara meminta kepada Emil untuk segera menentukan sikap politik dalam memilih wakilnya dari Partai Golkar sebelum 25 November ini. Hal ini, dilakukan mengingat DPD Golkar sendiri sudah memiliki agenda dan program pemenangan yang susun dan sudah dijalankan.
Selain itu, pihaknya menginginkan agar dibentuk forum khusus dengan mengundang seluruh pengurus se-Jawa Barat sampai ketua kecamatan dan para kader di tingkat bawah untuk menjawab keresahan para kader Partai.
”Sebab, ini harus tune in. Rangkainnya, pemilihan gubernur, legislatif, pilkada dan pilpres,” urainya.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Dedi Mulyadi mengaku, pasca penetapan Ridwan Kamil dan Daniel Muttaqien oleh DPP, elektabiliatas Partai Golkar saat ini menurun. Hal ini terjadi karena bentuk kekecewaan kader partai di tingkat bawah.
Dirinya menilai, banyaknya kader yang merasa kecewa harus dipahami sebagai bentuk tekana phisikologis terhadap keputusan Partai. Sehingga, adanya bentuk kekecewaan adalah hal wajar dan sudah menjadi dinamiaka dalam berpolitik.