Wawan Nekat Makan Paku Biar Bisa Jadi Presiden

Apakah statusnya yang masih lajang di usia yang sudah 37 tahun menjadi penyebab? Arik tak tahu. Yang pasti, tak ada bekas luka sedikit pun di mulut Hendro meski telah menelan berbagai benda berbahaya itu.

Seperti Arik, Ani juga tak menyangka bahwa sang kakak bisa makan paku atau semua benda yang tak terpikirkan tersebut. Juga tanpa pernah mengeluh sakit.

Padahal, sehari-hari tetangga sekitar mengenal Wawan sebagai pria yang rajin beribadah. Setiap subuh dialah yang mengumandangkan azan sekaligus puji-pujian di masjid.

”Dia tak pernah bikin ribut atau melakukan hal yang meresahkan masyarakat. Paling hanya sering ngelantur saja ngobrolnya,” kata Nendi, tetangga.

Kini yang bisa dilakukan keluarga adalah menjaga Wawan sebaik-baiknya. Seperti kemarin, ketika Ani, Wati, dan Cindi bersama-sama menungguinya di rumah sakit. Sebab, mereka belum sepenuhnya percaya bahwa Wawan tidak akan lagi  makan paku. Atau batu. Atau meminum cat tembok. (*/ujg/yfi/JPG/ram/hdi/c11/ttg)

Keluarga Harus Jadi Teman Curhat

KELUARGA Wawan Gunawan menduga ada ’’kekuatan klenik” di balik kelakuannya menelan paku, batu, dan cat tembok. Karena itu pula, sepulang dari rumah sakit kelak, Wawan akan dicarikan pengobatan alternatif untuk menyembuhkan gangguan mentalnya.

’’Dulu pun kami sudah mencarikan dia pengobatan. Tapi, mungkin belum ada yang cocok,” tutur Ani Kumaryani, adik Wawan, kepada Radar Tasikmalaya kemarin (4/11).

Tapi, menurut staf Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Indra L. Malik, yang dibutuhkan orang terduga stres seperti Wawan sebenarnya lingkungan yang bisa memahami dia. Keluarga harus siap menjadi teman atau tempat curhat. ’’Sehingga permasalahan yang dihadapinya akan mudah cair dan tidak menjadi beban hidupnya,” kata Indra.

Seseorang dengan gangguan jiwa, lanjut Indra, akan mengalami empat tahapan. Pertama, mereka akan mengalami kecemasan yang sangat tinggi. Kedua, mengalami stres ringan sampai berat, ketiga mengalami depresi, dan keempat psikosis.

Agar stres tidak semakin parah, lanjut dia, seseorang harus bisa mengenali perasaan seperti marah, takut, sedih, iri, dan cemas dalam setiap situasi. Coba untuk mengerti apa yang mengakibatkan perasaan tersebut.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan