jabarekspres.com, BANDUNG – Peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini ada yang berbeda, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) menujuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 8 Bandung sebagai petugas upacara.
Tidak hanya itu dalam peringatan tersebut, 101 siswa SMKN 8 Bandung akan mendapatkan penghargaan, karena ke 101 ini siswa pilihan yang pernah mengikuti program Bela Negara yang dicanangkan Dispora kota Bandung.
Kepala Seksi Kemitraan dan Prestasi Pemuda pada Bidang Pembinaan Pemuda Dispora Supriadi mengatakan, dalam rangkaian acara yang akan dilakukan itu akan menampilkan sesuatu yang berbeda. Salahsatunya menghadirkan petugas upacara perwakilan dari SMKN 8 yang sudah melewati pembinaan dari Dispora dan TNI.
Sementara 101 siswa yang awalnya memiliki masalah di sekolahnya dari bidang akademisi maupun prilaku, tapi setelah mengikuti program Bela Negara mereka sudah berubah, dan jauh lebih baik. ”Ini awalnya anak-anak bermasalah tapi setelah dibina, mereka memiliki kedisiplinan, agamis dan nilai nasionalismenya yang tinggi,” kata Supardi, Kepala Seksi Kemitraan dan Prestasi Pemuda pada Bidang Pembinaan Pemuda Dispora saat ditemui di acara Bandung Menjab di ruang media kota Bandung Jalan Wastu Kencana Nomor 2, kemarin (26/10)
Rencananya tembah Supardi, dari 101 pelajar yang bertindak sebagai petugas upacara akan diberikan penghargaan secara langsung dari Wali kota Bandung, Ridwan Kamil. ”Akan ada penyematan pin penghargaan kepada pelajar tersebut yang diberikan langsung wali kota Bandung,” katanya.
Ditemui di tempat sama kepala SMKN 8 Bandung Agung Indrayanto merasa banggam 101 siswa yang awalnya bermasalah, dan di kirimkan untuk ikut Bela Negara bisa berprestasi. ”Justru dengan ikut Bela Negara itu saya ingin masyarakat tahu bahwa di sekolah itu banyak persoalan yang menuntut tanggung jawab pihak luar juga, kan selama ini banyak sekolah yang meyembunyikan permasalahan,” katanya.
Bahkan dia mengaku, pernah sampaikan ke BNN bahwa di sekolahnya ada pemakai dan pengedar obat terlarang bahkan ada yang profesional. ”Kalau kita tidak terbuka ini tidak akan selesai permasalahan,” jelasnya.
Justru dengan seperti itu kata dia, menjadi kelebihan kami dalam membina dan menanganai anak yang bermaslah. ”Saya nggak pernah takut kalau SMKN8 di cap jelek. Dan alahamdulilah anak yang 101 ini bisa terhindari dari kemalasan terlepas dari rasa percaya diri, sehingga mereka bisa mengikuti kegiatan sekolah,” ungkapnya.