Reinkarnasi Desa-Desa yang Ditenggelamkan Letusan Sinabung

Trio kepala desa, Senen Sitepu, Kasman Sitepu, dan Yani Ginting, juga masih mengusahakan pembangunan jaringan pipa air yang terintegrasi. Air dari berbagai sumber akan ditampung dalam kolam, kemudian dipompa ke tandon di titik tertinggi kompleks, lantas dialirkan ke rumah-rumah warga.

Menurut Kasman Sitepu, kepala desa Bekerah, urusan air harus segera selesai. Sebab, air adalah kebutuhan utama.

Saat ini masih ada warga yang gontok-gontokan soal air. Pada jam air mengalir, warga yang tinggal di tanah tinggi sering jengkel karena rumah-rumah di bawahnya tidak menutup keran air mereka.

Menurut Kasman, wajar warga masih sembarangan menggunakan air. Tarifnya saja masih flat. ’’Iuran kita masih rata, 40 ribu sebulan. Mau pakai air sedikit atau banyak,” kata Kasman.

Solusinya, lanjut Kasman, adalah memfungsikan meteran yang ada di tiap rumah. Lalu, menerapkan tarif berdasar pemakaian.

Saat ini di masing-masing rumah sudah ada meteran. Tapi, meteran tersebut belum banyak berfungsi. ’’Kalau pakai meteran, rumah di bawah buka keran air terus-terusan, tarif dia kan bengkak?” ujarnya.

Ada 473 kepala keluarga (KK) yang menempati Siosar. Atau kurang lebih 1.000 jiwa. Setiap KK mendapatkan satu petak rumah ukuran 6 x 6 meter dengan satu kamar tidur dan satu kamar mandi.

Ada halaman tak seberapa luas di sekeliling tiap rumah. Tiap KK juga mendapatkan setengah hektare lahan garapan.  (*/c17/ttg/rie)

Tinggalkan Balasan