jabarekspres.com, BANDUNG – Aksi protes angkutan umum (angkot) terhadap angkutan daring (dalam jaringan/online, Red) berimbas pada terjadinya aksi kekerasan fisik.
Seorang sopir Grab, Zaenal Yusman, 32, melaporkan tindakan kekerasan yang menimpanya pada 10 Oktober 2017 sekira pukul 15.00 di Jalan Cihanjuang tepatnya di depan Pabrik Diamond Kota Cimahi. Dia diduga dikeroyok para oknum pengendara angkot yang saat itu masih melakukan protes terhadap angkutan berbasis daring.
”Intinya kemarin (10/10), saya dijebak. Disuruh jemput ke lokasi, saya kira penumpang ternyata saya malah diintimidasi,” ujar Zaenal, saat dihubungi Jabar Ekspres melalui sambungan telepon, kemarin (11/10).
Kronologisnya sebut dia, sebelum kejadian ada seseorang yang mengaku bernama Caroline menyuruhnya untuk menjemput di Pemkot Cimahi. Setelah menunggu selama tiga puluh menit, si konsumen tak kunjung datang. ”Saya meng-cancel-nya, lalu muncul lagi orderan serupa dengan alamat yang berbeda,” terang dia.
Kali ini, konsumen itu memintanya untuk menjemput di depan Pabrik Diamond. Setelah dia memarkir kendaraannya, ada orang yang masuk ke mobil dengan menggunakan helm warna merah hitam, selain itu sebutnya di pintu kanan supir ada beberapa orang yang mencoba mengetuk pintu.
Mereka bertanya, kata dia, soal status dia sebagai pengemudi daring. Zaenal yang memang pengemudi Grab itu pun mengiyakan, saat itulah terjadi pengeroyokan yang menimpanya.
Sadar akan ancaman yang terjadi, Zaenal pun memilih diam di dalam mobil. Namun, masa semakin banyak dan memaksanya keluar. ”Saya mengalami luka di bagian mata, sudah divisum dan dilaporkan ke Polsek Cimahi,” katanya.
Atas kejadian itu, Zaenal berharap ke depan setiap angkutan dapat berjalan dengan damai tanpa ada intimidasi satu dengan yang lain.
Sementara itu, akibat adanya aksi mogok angkot di kota Bandung juga berimbas pada trayek angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP). Mereka pun ketakutan dan memilih untuk berhenti operasi.
Kepala Seksi Angkutan Umum pada Dinas Perhubungan KBB Bambang Sugiar membenarkan hal itu kata dia dampak mogok angkot di Kota Bandung memang dirasakan hingga ke Kabupaten Bandung Barat (KBB). Salah satunya, AKDP yang melintasi KBB, seperti angkot jurusan Leuwipanjang-Cimahi-Padalarang dan bus jurusan Alun-alun-Padalarang berhenti beroperasi.