Bahkan dalam pameran kreanusa, kata Netty, masih ada beberapa kebocoran, di mana ada beberapa pihak yang sengaja memasukan motif-motif batik yang dibuat dengan cara printing.
Untuk meredam perkembangan batik printing, lanjut dia, diperlukan idealisme sehingga pengguna batik tulis masih terus ada, dan diharapkan kemudahan teknologi pembuatan kain tidak mematikan usaha pengrajin batik tulis.
“Jangan sampai dengan berbagai teknologi kemudahan pembuatan kain dengan sistem printing itu semua orang beralih. Nah itu yang harus kita sadarkan kepada masyarakat, sehingga batik tulis dan cap masih jadi pilihan,” kata dia. (mg1/yan)