jabarekspres.com, BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat kembali menggelar Jabar Ngagaya 2017. Helaran Jabar Ngagaya 2017 berlangsung 29-30 September 2017 di Halaman Gedung Sate Jalan Diponegoro Bandung bertepatan dengan puncak acara peringatan Hari Jadi Provinsi Jawa Barat ke-72 dengan nama “Gedung Sate Festival, Semarak Pesta Rakyat 72 Tahun”.
Ada yang berbeda pada gelaran Jabar Ngagaya 2017 dimana kegiatan yang diusung lebih mendorong industri fashion atau TPT (Tekstil dan Produk Tekstil) Jawa Barat untuk lebih maju. “Lima tahun berturut-turut kita coba dorong industri tenun sarung Majalaya untuk maju, makanya tema kita angkat Gandrung Kasarung. Namun setelah kita evaluasi ternyata konsepnya sudah menyimpang dari tupoksi kita sebagai Dinas yang harus mengembangkan industri di Jabar,” tutur PLT Kepala Disperindag Jabar, Hening Widiatmoko, kepada wartawan di sela kegiatan Jabar Ngagaya, di Bandung, Sabtu (30/9).
Widi menjelaskan, Jabar Ngagaya sebelumnya konsepnya festival. Hal ini tidak sesuai dengan tupoksi Disperindag. Pihaknya dengan kegiatan ingin mencoba agar produk tekstil khas Jawa Barat bisa muncul kepermukaan. Untuk itu kegiatan Jabar Ngagaya kali ini bentuk pameran edukasi komoditi tekstil, kerajinan makanan dan minuman, lomba peragaan produk tekstil Jabar, lomba desain produk unggulan tekstil Jawa Barat serta peragaan pakaian produk tekstil unggulan Jabar.
”Lomba-lomba yang dilombakan bertujuan memunculkan talenta baru industri tekstil baik sebagai desainer, fashion maupun model-model baru. Peserta cukup banyak, saya sangat bangga. Ini menunjukkan sebuah kondisi yang tidak bisa dihindari bahwa industri fashion merupakan industri yang kreatif. Kita harus mendorong industri fashion ini bisa lebih maju dan mampu menyerap banyak tenaga kerja,” jelasnya.
Industri TPT Jabar cukup besar dan beragam, Widi menerangkan, hampir kabupaten / kota di Jawa Barat memiliki corak dan ragam batik yang beragam. Belum lagi bordir dan tenun di Jabar. Kita ingin dengan kekayaan yang beragam ini industri fashion kita akan diciptakan pakaian-pakain casual yang bisa dinikmati masyakarat luas.
Diakuinya, industri TPT kita mulai tergerus produk TPT Cina yang memiliki harga murah, desain serta kualitas yang bagus. “Padahal kalau membeli produk fashion impor maka kita telah membunuh IKM fashion dalam negeri. Untuk itu, lewat Jabar Ngagaya juga kita coba dorong masyarakat untuk mencintai produk dan karya anak negeri,” katanya.