jabarekspres.com, BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung resmi memberikan hibah kepada Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kota Bandung untuk penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018. Hal tersebut diwujudkan dalam penandatanganan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) antara Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil dan Ketua Panwaslu Kota Bandung Farhatun Fauziyyah di Pendopo Kota Bandung, kemarin (27/9).
Pemerintah kota memberikan hibah senilai Rp 12,3 miliar kepada Panwaslu. Atas pemberian hibah tersebut, Ridwan menitipkan agar pelaksanaan Pilkada serentak tahun depan bisa berjalan dengan kondusif.
”Tahun depan ada dua peristiwa besar pilkada serentak, yaitu pemilihan Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Maka kondusivitas dan kelancaran harus diutamakan,” tutur Ridwan.
Namun berkaca pada pelaksanaan pemilihan Presiden RI tahun 2014, Ridwan menjelaskan, kondisi politik di Kota Bandung cenderung kondusif. Maka pelaksanaan pemilihan umum di Kota Bandung diperkirakan tidak akan ada banyak masalah.
”Saya meyakini penyelenggaraan pemilihan di Bandung, secara umum selalu baik. Terbukti waktu kita selenggarakan Pilpres dan Pileg (Pemilihan legislatif) relatif aman karena masyarakatnya relatif sudah melek politik,” imbuhnya.
Menurutnya, Panwaslu harus fokus pada ketertiban pelaksanaan sosialisasi atau kampanye. Sebab tahun ini, ada perbedaan regulasi di mana alat peraga kampanye seluruhnya disediakan oleh Komisi Pemilihan Umum. ”Jadi setiap kandidat jumlah posternya sama, jumlah daya sosialisasinya sama,” sambungnya.
Maka dari itu, dia meminta kepada Panwaslu agar menyusun peraturan yang sejelas-jelasnya agar proses pemilihan umum bisa berlangsung dengan sebaik-baiknya.
”Saya titip ke Panwaslu, peraturan harus jelas hitam dan putihnya. Harus jelas mana yang boleh dan tidak boleh,” tuturnya.
Dia juga mengamanatkan agar Panwaslu juga bisa memberikan pendidikan demokrasi kepada masyarakat. Pria yang akrab disapa Emil itu juga berharap, masyarakat tidak melihat proses demokrasi ini sebagai sesuatu yang menakutkan.
”Demokrasi bukan menakutkan, tapi satu peristiwa budaya yang baik untuk mengestafetkan kepemimpinan di daerah,” pungkasnya. (rls/rie)