“Tagedi Rohingya adalah tragedi kemanusiaan, bukan agama. Sementara ini ada orang yang anti stabilitas bisa saja mendorong seolah-olah ini adalah konflik antar agama. Atas dasar itulah kita sebut kegiatan deklarasi antar agama ini untuk menjawab bahwa itu adalah tragedi kemanusiaan,” ujarnya.
Menurut Totong, tidak ada dalam agama apapun yang mengajarkan kekacauan apalagi pembunuhan, baik secara etimologis maupun sosiologis. Maka
jika ada yang memanfaatkannya bisa jadi urusannya adalah ideologi, sosial, ekonomi budaya pertahanan maupun keamanaan.
“Kita akan jaga kalau ini (peristiwa rohingya) bukan konflik antar agama. Tapi bisa saja peristiwa ini dimanfaatkan agar timbul kekacauan,” ucapnya.
Oleh karena itu, pihaknya mengajak kepada semua masyarakat Kota Cimahi untuk bisa mendeteksi dini, sehingga bisa diantisipasi secara dini pula.
“Di berita-berita hoax peristiwa ini dibuat seperti konflik agama. Nah Ini yang akan kita hindari,” bebernya.
Sementara itu Sudiarto dalam sambutannya mengatakan, sebagai anak bangsa tentu saja kita harus ikut berperan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
“Nilai-nilai persatuan dan kesatuan dapat kita amalkan melalui hubungan yang harmonis antar umat beragama. Dan toleransi antar umat beragama harus kita junjung tinggi,” katanya.
Sudiarto melanjutkan, nilai-nilai persatuan dan kesatuan yang lainnya dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya menghormati keragaman suku dan agama.
“Tidak saling mengejek dan menjelek-jelekkan salah satu suku dan agama lain. atau dengan menghargai pendapat yang berbeda-beda,” jelasnya
Sudiarto menyebutkan, perbedaan bukanlah merupakan kendala, perbedaan itu sebagai kekayaan bangsa. Perbedaan dapat kita satukan dengan semangat persatuan dan kesatuan.
Dalam kesempatan tersebut Sudiarto juga mengajak kepada seluruh masyarakat yang ada di Kota Cimahi untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, dengan ikut berpartisipasi mewujudkan kondisi yang kondusif dalam masyarakat yang dinamis dan beraneka ragam adat, budaya dan agama.
Ia pun berharap kepada seluruh aparatur pemerintah Kota Cimahi, para camat, para lurah dan dari forkopimda Kota Cimahi, untuk berupaya mempererat tali silaturahmi dengan tokoh-tokoh agama, pemuka-pemuka masyarakat dan para sesepuh agar dapat berdiskusi mencari solusi terhadap kondisi yang menghangat terkait isu sara.