jabarekspres.com, BANDUNG – Kota Bandung akan segera memasuki usia 207 tahun. Perjalanannya cukup panjang, mulai dari pembentukannya oleh pemerintah kolonial Belanda hingga sekarang. Ada banyak peristiwa bersejarah terjadi selama Kota Bandung berdiri.
Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil ingin mengabadikan peristiwa-peristiwa tersebut menjadi sebuah ruang edukatif bernama museum. Selama ini, ia telah membangun Taman Sejarah dan Anjungan Perencanaan Bandung (Bandung Planning Gallery) untuk memberikan edukasi tentang perkembangan kota. Kini, ia tengah membangun Museum Kota Bandung tepat di seberang Taman Sejarah di Balai Kota Bandung.
”Di zaman saya, saya ingin menerjemahkan nasehat Bung Karno, Jas Merah, jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Sudah beres 100 persen untuk Taman Sejarah dan Planning Gallery. Sifatnya pembangunan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Ini namanya Museum Kota Bandung untuk kota sehebat Bandung yang selama ini tidak punya museum yang komprehensif,” papar Ridwan saat meninjau pembangunan museum di Jalan Acer eks kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bandung, Selasa (19/9).
Museum tersebut terdiri dari dua gedung utama. Gedung pertama adalah gedung bersejarah yang masih dalam tahap perbaikan. Sementara gedung kedua adalah gedung baru yang dibangun setinggi tiga lantai.
Di gedung baru tersebut, telah disiapkan konten-konten museum yang sebagian besar menerangkan tokoh dan peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi di Kota Bandung, sejak terbentuk pada masa Bupati R.A. Wiranatakusumah II hingga era pemerintahan sekarang. Pengerjaan konten museum dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung bekerja sama dengan Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Padjadjaran.
Ridwan mengatakan, sebagian isi museum juga akan didatangkan dari Leiden, Belanda. Akan ada 3000-an foto dan dokumen yang diizinkan untuk diduplikasi dan dipajangkan untuk kepentingan edukasi. Sebagaimana diketahui, dokumentasi-dokumentasi sejarah Indonesia sebagian besar tersimpan di Belanda.
Pemerintah Kota Bandung juga menerima sumbangan dari warga yang memiliki benda-benda bersejarah Kota Bandung yang mungkin masih berada di rumah-rumah pribadi untuk dijadikan koleksi. Benda-benda bersejarah itu diharapkan bisa memperkaya museum agar pengunjung bisa semakin mengenal sejarah Kota Bandung.