jabarekspres.com, BANDUNG – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung menunjukkan komitmennya mewujudkan program Out Classroom Day (belajar di luar kelas, Red) yang dilakukan serentak di seluruh belahan dunia. Siswa di 819 SD dan 52 SMPN se-Kota Bandung pergi ke tempat tempat menyenangkan untuk belajar bersama guru mereka, kemarin (7/9).
Belajar di luar kelas merupakan kampanye global untuk menginspirasi aktivitas belajar dan bermain di luar kelas. Minimal 90 menit setiap hari. Indonesia merespons kampanye global tersebut sekaligus sebagai upaya mempercepat terwujudnya Sekolah Ramah Anak (SRA). Langkah awal dilakukan kemarin selama 3 jam. Negara negara yang juga melakukan, antara lain Inggris, Amerika, Australia, India, Colombia, dan Saudi Arabia.
Kepala Disdik Kota Bandung Elih Sudiapermana mengatakan, sejalan dengan program nasional dalam penguatan pendidikan karakter, Disdik Kota Bandung sudah memformulasi program tersebut dengan pendidikan karakter Bandung Masagi. ”Kegiatan belajar di luar kelas ini menjadi penting untuk dikuatkan karena memberi ruang yang leluasa bagi tumbuhnya berbagai nilai karakter anak-anak melalui berbagai aktivitas,” kata Elih kepada Jabar Ekspres.
Disdik Kota Bandung turut serta dalam gerakan belajar di luar kelas yang dilakukan serentak di berbagai belahan dunia ini. Secara khusus Disdik menerbitkan surat edaran untuk menggerakkan 819 SD dan 52 SMPN. Tujuannya, kata Elih, menyemangati perlunya model pembelajaran di sekolah yang bervariasi dan menyenangkan bagi anak.
“Bentuk dan jenis aktivitas diserahkan kepada masing-masing sekolah sesuai dengan kemampuan dan program kerja masing-masing. Jadi tidak ada penyeragaman kegiatan,” jelasnya.
Kegiatan digelar selama 3 jam mulai pukul 07.00-10.00 dengan mengusung berbagai tema. Di antaranya climate change (perubahan iklim, Red), perilaku hidup bersih dan sehat, pendidikan karakter, cinta tanah air, partisipasi orang tua, peningkatan cinta kebangsaan, satuan pendidikan aman bencana serta pelestarian permainan tradisional.
Kegiatan belajar di luar kelas ini ungkap dia, sejalan dengan apa yang sudah diterapkan dalam pendidikan karakter Bandung Masagi. Yakni sebuah kurikulum lokal dengan akar budaya Sunda. Kurikulum ini mendekatkan siswa siswi kepada pendidikan karakter.
”Diharapkan, siswa di Kota Bandung mampu menjadi generasi yang jujur, tangguh, peka, peduli, berani, tekun, kritis, inisiatif, kreatif, ramah, dan bertanggung jawab. Generasi semacam ini akan tercermin dalam sikapnya yang religius, arif terhadap budaya sendiri, cinta lingkungan, dan pada akhirnya cinta terhadap bangsa dan negara,” ungkapnya.