Penjaga sekolah SDN 3 Jelegong, Ujang Tarman mengatakan para siswa panik saat dilakukan evakuasi. Sebab, asap hitam mulai terlihat. ’’Kejadian ini selalu terjadi saat musim kemarau, ini yang paling besar,’’ kata Ujang di lokasi kejadian.
Elan Mahmudin, Ketua RW 13 Kampung Badaraksa menuturkan, angin yang bertiup kencang membuat amukan api semakin menjadi-jadi. Dalam waktu kurang dari setengah jam, sedikitnya satu hektare lahan habis terbakar. Namun, yang dia khawatirkan bila api sampai melahap bangunan sekolah yang ketika itu sedikitnya diisi 600 siswa dari dua SD tersebut.
’’Begitu sampai di lokasi kebakaran, saya lihat kondisi di sekeliling dulu. Seketika itu saya lari ke sekolah untuk memberi tahu guru dan siswa di sana,’’ tuturnya.
Elan menduga kebakaran lahan tersebut dipicu oleh unsur kesengajaan, pasalnya sebelum muncul kobaran api beberapa warga menyaksikan seseorang yang gerak-geriknya mencurigakan. ’’Beberapa warga termasuk saya melihat ada seseorang seperti kakek-kakek, dia berlari sebelum kebakaran muncul, sebagian warga awalnya mengejar tapi akhirnya berhenti, dan lebih memilih mematikan api,’’ terangnya.
Elan juga mengungkapkan, api segera dijinakkan oleh Dinas Kebakaran Kabupaten Bandung dengan bantuan warga sekitar pada pukul 11.15. Namun, hingga pukul 13.00, tim pemadam masih melakukan pendinginan dengan menggunakan dua unit mobil pancar.
’’Pasokan air sulit untuk dijangkau, selain itu banyak sampah plastik dan karet yang terbakar. Alhamdulillah api bisa cepat dikendalikan sebelum merembet ke rumah warga,’’ ungkapnya.
Kepala Harian BPBD Kabupaten Bandung Tata Irawan Sobandi menjelaskan, kebakaran hutan menjadi salah satu yang menjadi perhatian pihaknya di musim kemarau ini. Seperti yang terjadi di hutan Bukit Pasir Tengah (Blok Datar Kumeli), Desa Laksana, Kecamatan Ibun, pihaknya juga telah mengerahkan petugas ke lokasi untuk melakukan proses pemadaman.
’’Petugas kami telah dikerahkan ke lokasi, karena medannya sulit maka proses pemadaman hanya dilakukan secara manual. Kami pastikam saat ini api sudah padam,’’ imbuhnya.
Dia menambahkan selain kawasan hutan pihaknya juga mengantisipasi kebakaran di permukiman padat penduduk, ancaman kekeringan lahan pertanian, serta warga yang membutuhkan suplai air bersih. Untuk itu setiap harinya BPBD menyiapkan 10 petugas piket yang bisa dikerahkan dan berkoordinasi dengan instansi lintas sektor untuk mengatasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana, katanya.