Menurut dia, Aher memiliki prestasi yang cemerlang semasa menjabat gubernur. Sangat disayangkan kalau Aher turun pangkat menjadi bupati apalagi kepala desa.
Tidak ada pilihan lain, kalau mau mengikuti jenjang karir yang menanjak selain jadi menteri, presiden atau berkarir di internasional menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PBB.
Bagi dia, langkah-langkah tersebut bukan hal yang mustahil bagi suami Netty Heryawan itu. Sebab, sontoh orang yang memiliki karir menjanjak adalah Jokowi.
Pertama jadi buruh kayu. Kemudian jadi pengusaha kayu. Masuk ke pemerintahan jadi wali kota. Banyak prestasi saat jadi wali kota dipilih sebagai gubernur DKI Jakarta.
Konsisten sederhana dan merakyat, bersih dari korupsi dan mau bekerja susah-payah untuk rakyat, akhirnya diangkat jadi presiden. Saat jadi presiden, juga memiliki segudang prestasi dan kebijakan yang tepat sasaran serta langsung mengena di hati rakyat. ”Begitu pun dengan Aher. Dia pasti bisa jika memang mau,” tegasnya.
Hanya saja, untuk dapat mengalahkan Jokowi di Pilpres 2019 tentu sangat susah. Prabowo saja, kata dia, rival Jokowi di Piplres 2014 yang lalu belum secara resmi menyatakan akan kembali bertarung melawan Jokowi.
”Nah, sebenarnya Aher bisa menjadi presiden tanpa perlu melawan Jokowi, apalagi melawan Prabowo dan SBY. Yaitu menjadi Presiden PKS,” pungkasnya. (rie)
PENGHARGAAN DARI PERGURUAN TINGGI
- Ganesa Prajamanggala Bakti Adi Utama, dari Institut Teknologi Bandung, Tahun 2011, atas jasa dan pengabdian dalam pembangunan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni di Jawa Barat.
- Most Distinguished Planning Innovation Award for Metropolitan Development, dari Institut Teknologi Bandung, Tahun 2013, atas inisiatif dan inovasi untuk pengembangan Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan di Jawa Barat.
- Padjadjaran Utama, dari Universitas Padjadjaran Bandung,Tahun 2013, atas pengabdian dan jasanya yang luar biasa dalam mendorong dan mengembangkan sumber daya manusia untuk peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Barat.
- Doktor Kehormatan (Doctor Honoris Causa)dari Youngsan University, Busan, Korea Selatan.
- Doctor Honoris Causa dalam Bidang Ketatanegaraan Islam (Siyasah Syaríyyah) dari Universitas Islam Nasional (UIN) Bandung.