jabarekspres.com, JAKARTA – Jika tidak ada kendala, pagi ini (16/8) pesawat karya anak negeri N-219 menjalani misi terbang perdana. Pilot perempuan dari PT Dirgantara Indonesia Esther Gayatri Saleh bakal menjajal N-219 menerbangi langit Bandung.
Pesawat berkapasitas 19 penumpang itu adalah proyek kerja sama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dengan PT Dirgantara Indonesia (DI).
Kepala Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan, persiapan uji terbang perdana di Bandara Husein Sastranegara dimulai pukul 06.30.
Kemudian agenda utama yakni uji terbang perdana (first flight) dimulai pukul 09.00 sampai 10.00. Di dalam rentang waktu 60 menit itu, ada tiga kegiatan utama. Yakni pengujian take-off (lepas landas), test flight (uji terbang), dan landing (pendaratan).
’’Berapa lama akan terbang, saya belum bisa memastikan. Semua itu sesuai perhitungan pilot di lapangan,’’ jelasnya kemarin (15/8).
Thomas berharap uji terbang perdana yang sudah berkali-kali diundur itu berjalan lancar. Sehingga bisa masuk tahap uji-uji berikutnya sampai mendapatkan sertifikat layak terbang dan mengangkut penumpang.
Kepastian pelaksanaan uji terbang perdana N-219 bisa dilakukan setelah serangkaian ujian. Di antaranya adalah uji high speed taxi atau melaju cepat di landasan serta hoping atau terbang rendah lalu segera mendarat secara berulang-ulang. Setelah rangkauan ujian itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan izin N-219 untuk menjalani uji terbang perdana.
Kepala Pusat Teknologi Penerbangan (Pustekbang) Lapan Gunawan Setyo Prabowo menuturkan, terbang perdana itu sekaligus dalam rangka sertifikasi oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Untuk bisa terbang reguler, N-219 harus mencatatkan jam terbang 350 jam. ’’Rencananya akan terbang 25 jam setiap bulan,’’ tutur dia.
Pesawat tipe turboprop itu dikembangkan bersama antara Lapan dan PT DI. Tujuan utama pesawat itu adalah mengakomodasi penerbangan di daerah-daerah terpencil. Keunggulan pesawat itu adalah tidak membutuhkan landasan pacu panjang, cukup 600 meter. Pesawat itu juga dijuluki si bongsor karena volume kabinnya terbesar untuk pesawat di kelasnya. (wan/oki/rie)