jabarekspres.com, BANDUNG – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan didukung Pemerintah Daerah Jawa Barat dan Kementerian Ketenagakerjaan menyerahkan alat bantu ke sejumlah penyandang disabilitas yang bernaung dalam Aliansi Perempuan Disabilitas dan Lansia (APDL) Kota Bandung, kemarin (8/8).
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengatakan sudah selayaknya keberadaan BPJS Ketenagakerjaan dirasakan seluruh lini, termasuk para penyandang disabilitas di Indonesia.
”Program ini diharapkan dapat mendukung terciptanya kesetaraan bagi para penyandang difabel,” kata Agus ditemui di Bale Pusat Dakwah Islam (PUSDAI) Kota Bandung, kemarin.
Lanjut Agus, berbagai jenis alat bantu disabilitas meliputi sepeda motor modifikasi roda, kaki palsu, tangan palsu, kursi roda, penyangga kaki, alat bantu dengar, tongkat netra, hingga alat bantu penunjang usaha seperti etalase, gerobak, mesin jahit telah diserahkan ke sekitar 160 orang penyandang disabilitas yang tersebar di provinsi Jawa Barat.
”Sehingga di mana setiap tenaga kerja yang mengalami difabel bisa terus aktif bekerja dengan keterbatasan fisik yang dideritanya,” terang Agus.
Para pekerja difabel ini juga telah tergabung dalam program perlindungan jaminan sosial dari BPJS Ketenagakerjaan, yang mendorong mereka untuk bekerja lebih produktif.
Agus berharap dengan adanya bantuan dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) ini dapat meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan hidup para penyandang disabilitas di Indonesia. ”Semoga program TJSL ini juga bisa menginspirasi masyarakat lain untuk meningkatkan kepedulian kepada pekerja difabel, sehingga peningkatan kesejahteraan mereka dapat terakselerasi melalui sinergi semua pihak,” pungkasnya.
Sementara Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri menuturkan dengan adanya bantuan alat bantu bagi penyandang disabilitas ini bisa mendapatkan hidup yang sejahtera.
”Kami percaya pembangunan di Indonesia harus dimulai secara inklusif yang bisa di rasakan oleh semua orang. Karena kita sama-sama manusia dan warga negara,” katanya.
Saat ini terang Hanif, dari segi kewirausahaan naik dua persen dari sebelumnya 1.67 persen. Meski masih di bawah standar bank dunia yaitu 4 persen. ”Jumlah wirausaha tersebut merupakan sumbangan dari teman teman disabilitas,” katanya.
Hanif mengatakan saat ini di Jawa Barat penyandang disabilitas ada 2 juta jiwa. 93 persen sebagi pekerja, artinya yang menganggur sebanyak 7 persen. ”Padahal di Nasional jumlah disabilitas yang menganggur hanya 4 persen,” lanjutnya.