Kendati sekarang sudah dibilang maju, Jeera dulu sempat mendapat tentangan. Asep berkisah, rutan yang umumnya dihuni para terdakwa yang sedang menjalani sidang tersebut dinilai tidak memerlukan pelatihan-pelatihan semacam itu. Toh, para terdakwa tidak punya kewajiban untuk bekerja.
”Tapi, pada kenyataannya, rutan ini juga dihuni para narapidana yang sudah inkracht. Mereka dipindahkan ke sini karena lapas sudah kepenuhan,” terang Asep.
Sebelum kopi, lanjut Asep, Jeera berawal dari kerajinan kulit. Kebetulan, pada saat itu ada warga binaan yang memiliki kemampuan membuat kerajinan kulit. Berupa tas dan aksesori. Dari situ Jeera kemudian berkembang sampai ke kopi.
Kebetulan juga, ada pihak ketiga yang membantu, yakni Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). ”Mereka bersama mitra-mitranya membantu kami membangun kafe ini. Semua peralatan mereka sediakan,” beber Asep.
Tidak sebatas peralatan, KNPI juga menghadirkan barista-barista andal untuk melatih para warga binaan. ”Pelatihan ini dilakukan agar saat bebas nanti, tenaga mereka dapat dimanfaatkan. Bisa bekerja sebagai barista atau membuka usaha kopi,” jelasnya.
Skill para barista dalam mengolah kopi, lanjut Asep, tidak bisa dipandang sebelah mata. Kopi buatan mereka tidak kalah dengan kopi mahal. ”Pak Menteri (Yasonna Laoly, menteri hukum dan hak asasi manusia, Red) yang hobi kopi juga pernah mencicipi kopi di sini. Dan dia bilang tidak kalah (dengan kopi di kafe-kafe luar rutan),” cerita Asep.
Rabu siang lalu itu, Toha juga memperlihatkan keterampilannya menyiapkan Yellow Black dan Paradise. Keduanya menu favorit di Jeera Coffee House. Dua menu tersebut menggunakan double shot espresso yang dicampur dengan susu, gula aren, gula pasir, dan sirup karamel.
Namun, komposisinya agak berbeda. Cara mencampurnya pun agak berbeda. Sehingga menghasilkan rasa yang juga berbeda. ”Kalau Paradise ini lebih strong dan bikin melek. Kalau mau minum ini harus makan dulu. Nah, yang Yellow Black lebih light,” ungkap pria 37 tahun itu.
Dengan modal skill mumpuni para warga binaan sebagai barista tersebut, Jeera Coffee House pun mulai mengembangkan sayap. Kantor Imigrasi Jakarta Barat di kawasan kota tua jadi cabang pertama.