jabarekspres.com, JAKARTA – Sejak peristiwa mengelupasnya landasan Bandara Halim Perdanakusuma saat penerbangan kelompok terbang (kloter) pertama embarkasi Jakarta Jumat lalu (28/7), penerbangan haji dialihkan ke Bandara Soekarno Hatta (Soetta). Padahal traffic penerbangan di bandara tersebut cukup padat.
Perpindahan dari Bandara Halim ke Bandara Soetta sempat menimbulkan keraguan. Namun menurut evaluasi Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso, sampai sejauh ini tidak ada masalah. ”Kami mengapresiasi karena ontime performance penerbangan haji terjaga 100 persen,” tutur Agus.
Sekretaris perusahaan AirNav Indoensia Didiet K.S Radityo menjelaskan, setiap harinya aka nada empat pernebangan Saudi Arabian Airlines dan dua penerbangan Garua Indonesia. Semuanya menggunakan pesawat jenis boeing 777 (B777, Red). Menurut perhitungan AirNav, dalam setiap jam penerbangan di Bandara Soetta akan menerbangankan 80 persen pesawat reguler dan satu penerbangan ireguler. Dengan rumus tersebut, masih ada slot penerbangan ireguler.
Didiet menuturkan dengan adanya penambahan penerbangan untuk haji, pihaknya akan mengoptimalkan slot penerbangan ireguler. ”Ke depan kalau cara ini tidak cukup, (penerbangan haji) akan kami masukkan ke dalam penerbangan reguler dan menggeser penerbangan lain,” ucapnya.
Didiet menambahkan jika ke depan tidak cukup maka pihaknya telah menyiapkan contingency plan. ”Salah satunya adalah dengan menahan terlebih dahulu pesawat udara dari daerah yang akan menuju Soetta atau menambah separasi antar pesawat. Sehingga ada waktu untuk mengurai kepadatan,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebagai bandara pengganti penerbangan haji dari Bandar Halim, akan melayani haji sebanyak 159 penerbangan.
Selanjutnya PT Angkasa Pura II, menurut Awaluddin akan senantiasa memastikan kesiapan fasilitas bandara. Selain itu pihaknya terus memantau seluruh bandara-bandara yang merupakan embarkasi dan dembarkasi haji.
Sementara itu, rombongan jamaah haji yang terbang perdana Jumat lalu (28/7), sudah tiba di Madinah. Ada beberapa kejadian yang perlu diperhatikan oleh jamaah yang masih ada di Indonesia. Di antaranya terkait dengan barang bawaan dan koper jamaah haji.
Tim Kementerian Agama (Kemenag) di Bandara Madinah menemukan ada koper jamaah haji yang terpaksa dibuka paksa oleh otoritas Saudi. Penyebabnya adalah petugas Saudi mencurigai barang bawaan jamaah. Setelah dibongkar ternyata isinya adalah jamu. ’’Ada jamaah dari Embarkasi Surabaya yang tertahan dua jam di bandara,’’ kata Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Hasyim Hilaby.