jabarekspres.com, SUMEDANG – Seluas 14.276 hektare lahan kritis yang tersebar di 26 kecamatan se-Kabupaten Sumedang, menunggu untuk dihijaukan. Lahan tersebut diantaranya berada di lokasi eks galian pasir Lereng Gunung Tampomas, serta di sekitar wilayah Waduk Jatigede.
Catatan Pemerintah Kabupaten Sumedang, penanganan lahan kritis secara bertahap terus dilakukan. Yaitu melalui intervensi program penghijauan dengan sumber pembiayaan dari APBD kabupaten dan provinsi serta APBN. Penanganan lahan kritis masuk dalam agenda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sumedang periode 2013-2018. “Sesuai RPJMD, setiap tahun target lahan kritis yang harus dihijaukan antara 2.800-3.000 hektare,” kata Kepala Bappeda Sumedang Sanusi Mawi, kemarin (21/7).
Kegiatan penghijauan yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Sumedang, sejalan dengan program serupa yang digulirkan pemerintah pusat maupun provinsi. Untuk itu, penghijauan di lahan kritis secara berkesinambungan dilaksanakan. Pihaknya pun tidak mendapat kendala soal pengadaan bibit yang akan ditanam. Bibit pohon dalam kegiatan penghijauan itu, berupa jenis kayu atau pohon keras dan buah-buahan yang cocok dengan kondisi tanah di Sumedang.
“Selain diperoleh dari kebun bibit yang ada, kita juga mendapat bantuan berbagai jenis bibit pohon khusus dari Pemprov Jawa Barat,” terangnya. Tahun ini, prioritas penanganan lahan kritis difokuskan di wilayah genangan Waduk Jatigede. Tujuannya mengamankan catchment area di sekitar waduk tersebut.
“Selain di sekitar genangan Waduk Jatigede, penanganan catchment area diprioritaskan di bagian hulu Sungai Cimanuk yang secara administratif berada di wilayah Kabupaten Garut. Oleh sebab itu, kegiatan tersebut harus didukung kebijakan Pemprov Jabar,” katanya menambahkan. Selain itu, dibutuhkan juga peran aktif dari masyarakat. “Pemerintah akan kesulitan melaksanakan program dengan baik dan lancar jika tanpa bantuan masyarakat,” tukasnya. (her)