jabarekspres.com, BANDUNG – Pengurus Besar Paguyuban Pasundan merayakan Milangkala ke-104 sekaligus silaturahmi bersama seluruh elemen masyarakat, di Gedung C Lt 5 Mandalasaba dr. Djoendjoenan Komplek Perkantoran Paguyuban Pasundan Jalan Sumatra No. 41 Bandung, kemarin (10/7).
Beberapa publik figur, petinggi Provinsi Jawa Barat dan Kota Bandung, tokoh masyarakat, serta para petinggi kampus ternama di Indonesia hadir dalam acara tersebut.
Acara ulang tahun ke-104 ini sekaligus acara Halal bi Halal Idul Fitri 1438 Hijriah Paguyuban Pasundan, karena hari pertama masuk kerja pasca lebaran. Dalam acara tersebut Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan berkesempatan memberi sambutan, “Mari kita hadirkan Etnis Sunda, Etnis terbesar kedua, menjadi Etnis yang terbaik dan paling berprestasi di bumi kita, Insya Allah,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Pendidikan Tinggi Paguyuban Pasundan Eddy jusuf menyebutkan Paguyuban Pasundan merupakan organisasi masyarakat yang peduli terhadap perkembangan dunia pendidikan dari tinggkat dasar hingga tinggi. Acara milad ke-104 ini juga, bagian untuk kembali mengingatkan majunya sebuah Negara dan perekonomian bangsa yang menjadi lokomotifnya, pendidikan.
Menurutnya, paguyuban ini yang sadar terhadap pentingnya pendidikan untuk memajukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Jawa Barat dan Banten khusunya. “Kita punya visi untuk memerangi kebodohan dan kemiskinan (kokoro dan fukoro), implementasi di lapangan untuk memerangi kebodohan itu kita harus punya lembaga pendidikan, sehingga itu lahirlah paguyuban ini,” terangnya.
Dia pun bersyukur di usia Paguyuban Pasundan yang ke-104 ini, sudah memiliki 116 sekoalah dari sekolah dasar sampai menengah atas dan empat perguruan tinggi.
“Alumni yang dihasilkan dari paguyuban ini banyak yang berkontribusi dari sisi birokrat maupun pendidikan. Seperti Umar Wirahadikusuma Wakil Presiden RI di era Suharto, mantan rektor ITB prof. Dodit Widjaya,” terangnya.
Sementara itu ketua Yayasan Paguyuban Pasundan, H. M. Idjudin mengatakan milad kali ini merupakan ajang dan momen adanya guyub (kekompakan, Red.) dari seluruh stakeholder dalam memajukan dunia pendidikan. ”Ini ajang untuk kita saling mengingtkan kembali akan pentingnya pendidikan,” terangnya.
Menurut dia, tidak ada lagi alasan untuk berleha-leha terhadap dunia pendidikan, alasannya karena harus segera membagun pendidikan yang berkeadilan agar semua masyarakat bisa merasakan pendidikan.