Menaklukkan ”Cima Coppi”, Tanjakan Tertinggi di Italia (1)

Di Dolomites, kami merasakan empat Cima Coppi. Ada Passo Sella (2.244 m), Passo Pordoi (2.239 m), Passo Giau (2.236 m), dan Passo Valparolla (2.200 m). Kebetulan empat-empatnya dilahap dalam sehari, ya saat event Maratona dles Dolomites 2 Juli lalu (sakitnya tuh di mana-mana!).

Sehari kemudian, kami berkendara empat jam menuju Italian Alps. Karena di sana ada beberapa lagi tanjakan legendaris. Bahkan dengan ketinggian lebih menakjubkan, atau dengan kemiringan lebih ”menghancurkan” kaki.

Yang pertama -dan paling kondang- adalah Passo dello Stelvio. Puncak Stelvio itu adalah jalan aspal tertinggi kedua di Eropa (2.758 m). Julukannya puncak tiga bahasa, karena tempat bertemunya bahasa Italia, Jerman, dan Rumania. Di sekitar puncaknya juga ada garis perbatasan antara Italia dan Swiss.

Melihat angkanya, inilah tanjakan yang termasuk paling sering jadi Cima Coppi. Bahkan, para pembalap yang jadi juara di puncaknya seperti otomatis menjadi legenda.

Tidak hanya kondang di sepeda, bagi motorists, Stelvio juga rute yang mengesankan. Acara televisi Top Gear pernah menyebut Stelvio sebagai ”greatest driving road in the world”. Bahkan, merek mobil Italia, Alfa Romeo, menamai salah satu SUV mereka ”Stelvio”.

Makanya di sana, jangan heran kalau bukan hanya bertemu dengan cyclist. Ada banyak penghobi motor besar, juga banyak mobil sport eksotis, yang melintas!

Kalau penasaran, tanjakan itu bisa ”ditaklukkan” lewat tiga sisi. Dua via Italia, satu via Swiss. Semua bertemu di ujung puncak yang berbumbu salju walau di musim panas. Pada 4 Juli lalu, pada hari ulang tahun saya, kami langsung merasakan ketiganya. Dua naik, satu turun.

Rute total 106 km itu bermula di Kota Bormio, tempat kami menetap, di ketinggian sekitar 1.200 meter. Dari sana, jalan menyambung langsung menuju puncak Stelvio. Total 21 km, sambil melewati 38 tornante alias kelok. Dibilang berat mungkin tidak terlalu, karena kemiringannya tergolong ”normal”, mayoritas 7-10 persen, rata-rata 7,1 persen.

Tapi, tidak sampai ke puncak, kami belok sekitar 3 km dari puncak. Kami menuju utara, melewati garis perbatasan Swiss (di dekat puncak itu), lalu terus turun lewat Umbrial Pass, menuju kota bernama Santa Maria. Nah, kalau mau, ini satu lagi tanjakan menuju Stelvio, dari sisi Swiss.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan