jabarekspres.com, BANDUNG – Maraknya penggunaan gawai atau alat komunikasi oleh anak-anak saat ini harus diperhatikan dengan seksama khususnya oleh orang tua dalam memperhatikan tumbuh kembang anak.
Menurut Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Netty Prasetiyani Heryawan, kejadian kekerasan dan permasalahan yang menimpa anak melalui media soaial, mau tidak mau orang tua harus bertanggungjawab sebagai pemegang otoritas penuh penggunaan gawai terhadap anak-anak.
”Seharusnya orang tua membuat regulasi kapan ketika anak boleh menggunakan gawai, berapa lama anak itu memakainya, dan fitur apa saja yang dapat diakses atau tidak oleh anak-anak,” kata Ketua P2TP2A Netty Prasetiyani Heryawan.
Dikatakannya, orang tua saat ini bisa di kelompokkan dalam tiga kategori, yakni orang tua nyasar, orang tua bayar, dan orang tua sadar.
”Banyak orang tua yang ingin anaknya shaleh tapi gak tau caranya, banyak orang tua menyerahkan tumbuh kembang anak dan pembentukan karakteranya pada pihak lain, seperti sekolah, guru ngaji, atau TPA,” beber Netty.
Namun, yang paling bagus, menurut Netty, yaitu orang tua yang sadar bahwa tanggungjawab paling utama dalam pendidikan dan pengasuhan anak ada pada keluarga. ”Orang tua seperti ini lah yang kita harapkan makin banyak di Jawa Barat dan tanah air kita,” jelas Netty.
Netty menambahkan, gempuran berbagai macam kebudayaan atau perilaku dari luar yang tidak sesuai, itu bisa di hardik atau dibatasi apabila imunitas dalam keluarga tersebut kuat.
”Itu analogi paling mudah, ketika kita punya antibodi apapun gempurannya, kita bisa katakan tidak di dalam keluarga,” tandasnya. (nif/ign)