Tiba-tiba, di tengah perbincangan dan kerumunan warga siang itu, pintu utama rumah ditendang dengan keras. Seorang pemuda yang masih mengenakan helm masuk ke rumah berukuran 4 x 6 meter tersebut.
Rupanya dia salah seorang cucu Rohaya. Bermaksud melabrak Slamet. Warga yang tengah meriung langsung mencegah. ”Mau diapakan lagi? Kan sudah terjadi,” tutur seorang warga seolah mengingatkan pria 20 tahunan itu.
Slamet maupun Rohaya hanya bisa terdiam menyaksikan kejadian tersebut. Sang cucu kemudian pergi dengan menggunakan sepeda motor. ”Pernikahan kami memang ditentang. Itu sebabnya tertunda beberapa kali,” kata Slamet lirih.
Siswoyo, ketua RT setempat, memastikan bahwa pernikahan keduanya murni didasari cinta dan kasih sayang. Bukan karena harta benda. ”Harta tidak ada. Kecuali rumah ini,” ucapnya.
Rumah kecil berlantai semen itu memang milik Rohaya. Dia membelinya dari seorang kerabat. Hingga sekarang masih menyisakan utang pembelian sebanyak Rp 500 ribu.
Bahkan, lanjut Siswoyo, untuk biaya ijab kabul saja, pasangan tersebut tak punya. Semua ditanggung secara bersama-sama (urunan) oleh aparat desa dan warga setempat yang bersimpati. Namun, khusus mahar Rp 200 ribu langsung dari Slamet sendiri.
Pernikahan keduanya berlangsung di rumah Siswoyo. ”Meski baru pertama kali, ijab kabul yang diucapkan Slamet sangat lancar. Hanya satu kali uji coba,” ungkapnya.
Amzal, kepala dusun setempat, menambahkan, sambutan warga luar biasa. Ratusan yang datang. ”Kalau digelar siang hari, bisa lebih ramai lagi,” ujarnya.
Pernikahan Slamet dengan Rohaya sebenarnya direncanakan Jumat pekan lalu (30/6). Bahkan akan digelar di gedung serbaguna desa. Bukan hanya itu, pemerintah desa juga berencana mengundang unsur muspika.
”Namun, rencana dibatalkan karena ada salah satu pihak keluarga yang meminta jangan dibuat ramai. Takut heboh,” kata Cik Ani, kepala Desa Karang Endah.
Menurut Cik Ani, penentangan dari keluarga Rohaya itu semata didasari usia mereka yang terpaut sangat jauh. Namun, keduanya mengeluarkan ancaman: akan bunuh diri jika tak dinikahkan. ”Mau minum racun rumput kalau tak dinikahkan,” imbuhnya.