Teknologi ”Daun Talas” Achmad Solikhin Juara Inovasi Kehutanan Dunia

Saat masuk program PMDSU tersebut, Solikhin mendaftarkan rencana riset untuk disertasinya. Risetnya berkaitan dengan pemanfaatan limbah kelapa sawit untuk penguat film nano komposit. Penggunan film berbasis nano yang dihasilkan nanti cukup beragam. Di antaranya, dipakai untuk katup jantung dan lensa mata.

Jadi, dia datang ke Jepang dengan bekal bahan disertasi itu. Tapi, tak lama setelah dia di Shizouka, Shigeheko menawarkan untuk ikut Schweighofer Prize 2017.

’’Saya mendaftar atas nama kampus Shizouka University. Tetapi, saya berharap juga ikut mengharumkan bangsa Indonesia,’’ jelasnya. Harapan yang akhirnya terkabul pada Selasa malam lalu di Wina.

Lalu, apa sih keunggulan teknologi super hydrophobic itu? Sesuai dengan namanya, super hydrophobic adalah teknologi yang membuat barang menjadi sangat tahan air.

’’Hydrophobic itu kan maksudnya takut air. Ada supernya lagi,’’ jelas Solikhin.

Pada kondisi sehari-hari, super hydrophobic bisa dilihat pada permukaan daun talas. Air yang menetes di permukaan daun talas langsung meluncur turun. Tanpa ada sedikit pun material air yang menempel di permukaan.

Nah, Solikhin berupaya membuat lapisan yang sangat tipis untuk ditempelkan pada kayu. Karena yang digunakan adalah teknologi nano, lapisan itu sangat tipis melebihi tipisnya kantong plastik. Saking tipisnya, kayu yang sudah dilapisi tampak seperti kayu pada umumnya.

Lapisan super hydrophobic inovasi Solikhin itu baru bisa terlihat jika menggunakan mikroskop. Bentuknya, ada benjolan-benjolan kecil. Benjolan itulah yang membuat kayu jadi superkedap air seperti permukaan daun talas.

Material nano yang dia gunakan berasal dari ekstrak cangkang kepiting (kitosan). Kemudian, selulosa dari tandan kosong kelapa sawit. ’’Misinya ingin membuat tandan kosong kelapa sawit memiliki kegunaan lain,’’ tuturnya.

Proses melapisi kayu sehingga menjadi superkedap air itu ada dua tahap. Pertama adalah memasukkan partikel nano kitosan dan selulosa ke dalam pori-pori kayu.

Tahap itu seperti mendempul untuk menutup pori-pori sebelum dipelitur atau dicat. Serbuk nano yang ditanam di pori-pori kayu tersebut tidak bisa dilihat dengan mata karena sangat kecil.

Tahap kedua adalah melapisi kayu dengan material super hydrophobic yang berwujud lembaran. Setelah berhasil dilapisi dengan material tadi, kayu yang dihasilkan benar-benar tahan air. Baik itu air pada umumnya, cat, maupun sejenisnya.

Tinggalkan Balasan